SAMPAI KAU BICARA
KARYA : Kim Rae Yoo
Di
sekolah SMP NEGERI 01 di kota Semarang. Terdengar suara anak – anak bercanda
gurau di kelas mereka masing – masing , apalagi sebentar lagi ada murid baru
pindahan dari Bandung .
“ Eh,
dengar – dengar di kelas dua kedatangan murid baru, ya? “ tanya Kiki.
“ Iya, Ki.“ jawab Ryan singkat.
“
Kemana saja kamu, Ki. Kamu kok, baru tahu kalau ada murid baru ?”tanya Dide, mengacak rambut Kiki
yang keriting.
“ Lagi di kantin, Did.” jawab Kiki, menggaruk
kepalanya yang tidak gatal.
Semua
yang di kelas, tertawa melihat Kiki yang mukanya tiba – tiba beurbah jadi merah
padam.
“ Eh,
Mie keriting kenapa kamu. Kok, mukanya merah kayak gitu ?”tanya Lita sambil
menahan tawanya.
“
Abis kecebur di got kali, Lit.“ jawab teman yang lain.
“ Ha
... ha ... ha ... ha ... !”tawa seisi kelas.
Hanya
Dide dan Ryan, yang menahan tertawanya. Karena mereka tidak mau ,kalau Kiki
ngambek ,dan di suruh tidur sama adik – adik satu panti asuhan yang masih SD.
“
Kalau aku ikut tertawa, bisa – bisa di
suruh jaga adik – adik yang masih SD
lagi.” batin mereka berdua.
Sedangkan, di ruang kelas dua,
kedatangan murid baru yang di beritakan sama anak – anak kelas tiga. Anak itu
ternyataperempuan, dia manis sekali. walaupun tubuhnya, gemuk dan tingginya
hanya 149 cm.
“
Sagit, perkenalkan diri kamu kepada teman – teman kamu.” pinta Bu Wulan guru
IPA di kelas itu .
“
Baik , Bu.” kata Sagita akan memperkenalkan dirinya .
“Hai,
teman – teman?” salam Sagita.
“ Hai...!!!” jawab semua.
“
Teman – teman perkenalkan, nama saya Sagita Kartika Putri Wijaya. Panggilan
saya, macam – macam di rumah. Karena
saya, anak terakhir dari 6 bersaudara. Saya pindah ke sini, karena Papa saya di
pindah tugaskan di sini. Sekian, dan terima kasih.” kata Sagita, memperkenalkan
dirinya.
“ Anak – anak , Sagita di sini sekarang jadi
bagian dari kalian. Sehingga ibu sarankan, kalian bisa bekerja sama dalam
pembelajaran. Sekarang Sagita, silakan kamu duduk di belakang satu bangku
dengan Nita.”pinta Bu Wulan.
“ Baik
, Bu.”kata Sagita berjalan menuju bangkunya .
* * *
Pada saat jam istirahat ,Sagita
sendirian di perpus sekolah. Sedangkan
Ryan dan Dide, melihat Sagita dari kaca jendela perpus sekolah. Sebab mereka, kadang masuk
ke perpustakaan sekolah, hanya untuk
pinjam buku buat belajar kalau ada ulangan mendadak .
“ Did
, kayaknya kita pernah kenal, deh sama anak itu. Tapi di mana, ya ?”tanya Ryan penasaran sambil mengingat
wanita itu.
“ Ya,
iyalah. Kita pernah kenal, sama anak itu. Dia kan, anaknya Pak Wijaya yang
punya yayasan panti kita.” jawab Dide .
“ Oh,
anak yang dulu pernah ketubruk dengan kamu itu?”tanya Ryan.
“ Nah,
tuh ingat.”jawab Dide.
“ Gede – gede, cantik juga tuh anak.”kata Ryan
sambil memandang Sagita dengan penuh pesona.
“ Jangan – jangan, kamu suka sama Sagita, ya?”goda
Dide.
“
Apaan, sih ?”tanya Ryan malu, langsung meniggalkan Dide pergi ke kelasnya.
“ Lho
yan , entenono aku. Piye iki, sido gak
nang kantin ( tungguin aku . Bagaimana nih , jadi gak ke kantin ) ?”tanya Didemelihat Ryan pergi
meninggalkan dia.
“ Gak sido , aku males nang kantin karo
awakmu ( Gak jadi , aku malas ke
kantin dengan kamu ).“ jawab Ryan sebal.
“
Dasar Ryan,k alau ngambek. Tanduknya, mulai keluar.” kata Dide sambil menyusul
Ryan .
Sedangkan Sagita, masih di perpustakaan
sekolah sambil membaca buku sendirian.
“
Andai Mama, tidak cerai sama ayah, dan
kecelakaan pada saat itu. Pasti aku, tidak akan seperti ini. Ayah menikah lagi,
dengan Bunda Ratna. Dan aku, punya
saudara tiri cowok.” batin Sagita melamun.
“
Hayo...!!! Baca apa ngelamun, entar kesambet lho nanti.”getak Kiki.
Sagita
yang kaget, hanya mengelus dadanya sambil menatap tajam ke arah Kiki.
“ Eh,
kenalin aku Kiki. Aku anak kelas 3 B,” kata Kiki mengulurkan tangannya.
“ Aku
Sagita. Kelas 2 B,” jawab Sagita membalas uluran tangannya.
Akhiranya
mereka, bersalaman satu sama lain. Sagita hanya tersenyum, melihat tingkah laku
Kiki yang kocak.
“ Kok
aku, pernah dengar nama itu?”tanya Kiki
.
“
Sebenarnya, kita sudah kenal, dan aku pernah datang kesini sebelumnya. Kamu kan,
anak di panti asuhan ‘ KASIH IBU’. Iya,
kan?”tebak Sagita sambil tersenyum kembali kepada Kiki.
“ Oh,
aku ingat. Kamu itu, anaknya Pak Wijaya,
kan?”tanya Kiki balik.
“ Iya,
aku anaknya Pak Wijaya.“jawab Sagita sambil mengembalikan buku yang ia baca
tadi di rak buku.
“ Sepurane Ta, tak kirakno awakmu wong lio. Ndadakno koncoku, mulai SD ( Maaf Ta, aku kira kamu orang lain. Ternyata
temanku, sejak SD ) .” Sagita hanya,
ketawa saja melihat wajah lucu Kiki yang sedang terkejut.
“ Ora po
- po ( tidak apa – apa ),”jawab Sagita
“ Lho,
kamu bisa bahasa jawa juga, Ta. Aku kira,
kamu lama di Bandung tidak bisa ngomong jawa,”ujar Kiki terkejut.
“ Walau aku, tinggal lama di Bandung. Aku di rumah,
sering ngomongnya bahasa jawa.”balas Sagita.
“ Oh,
aku kira. Kamu selama di Bandung sana, bahasa jawa kamu sudah tidak kamu pakai
lagi.”jawab Kiki sambil mangut - mangut.
“ Eh
, bagaimana keadaan Ryan dan Dide. Aku sudah lama, tidak tahu kabar mereka
berdua ?”tanya Sagita mengalihkan pembicaraan
“ Oh,
kabar mereka baik – baik saja. Sekarang, mereka satu kelas denganku.”jawab Kiki
sambil melihat Sagita menyandar kepalanya di rak buku.
“
Kamu tahu, tidak. Aku rindu, kamu, Dide, dan Ryan. Kalau aku ingat, kalian
bertiga. Pasti aku ingat, awal kita bertemu di panti asuhan.”cerita Sagita.
Beberpa
menit kemudian, bel masuk kelas berbunyi.
Semua murid – murid, berlarian masuk kelas. Termasuk, Kiki dan Sagita keluar
dari perpustakaan. Setelah mereka, mendengar bel masuk kelas. Lalu, mereka
masuk kelas masing – masing .
* * *
Pada
saat pulang sekolah, Sagita menunggu kakaknya yang SMA untuk menjemputnya. Ia
menunggu, kakaknya di gerbang pintu
gerbang sekolah dengan sendirian.
“
Lama banget, sih ? “ keluh Sagita sambil melihat jam tangannya dan menengok
kearah jalan.
“
Kebiasaan buruk, sering menjemput adiknya telat terus.”omel Sagita sendiri,
sambil menghentakkan kakinya di aspal.
Beberapa
saat kemudian, ada mobil sedan warna biru laut berhenti di hadapannya.
Akhirnya, jemputan yang ia di tunggu selama bermenit - menit datang juga di
hadapannya.
“
Lama banget, sih. Bang ?” tanya Sagita sebel kepada kakaknya.
“
Sorry, Dek. Nih, tadi aku lagi nunggu Afif keluar dari kelas lama banget,”jawab Uki
memohon maaf kepada adiknya yang paling kecil itu.
“
Dasar jungkring, sukanya lama mulu.”ejek Sagita kepada Afif kakaknya yang setahun dengan dia.
“ Eh,
mulut ember. Aku lama, karena banyak tugas di sekolah. Enggak ada, yang lain
selain itu.”kata Afif tidak mau kalah dengan adiknya.
“
Alah, alasan saja. Paling di kelas, lagi cari cewek baru.”ujar Sagita sambil
memasang sabuk pelindung di mobil.
“
Enak saja, kalau kamu ngomong. Dasar, adek aneh.”balas Afif. Uki yang risih,
dengan kedua adiknya yang selalu ribut. Ia lasung, melerai mereka berdua.
“ Eh
, sudah jangan berantem di sini. Nanti, sampai rumah di lanjutin lagi
berantemnya.” kata Uki melerai kedua adiknya itu.
Tak
beberapa lama kemudian, Uki langsung tancap gas meninggalkan sekolah Sagita.
Sedangkan Sagita, dan Afif, hanya diam di dalam perjalanan pulang. Karena
mereka, capek ribut terus di dalam mobil.
* * *
Sesampainya di rumah, Sagita masih
saja bertengkar dengan Afif lagi. Sampai
– sampai, Oncy langsung turun tangan. Memisahkan,
kedua adik kandungnya yang sedang berantem.
“ Woi!
stop. Jangan berantem terus, adik – adikku. Berisik tahu, ganggu orang tidur
siang.” kata Oncy, kesusahan memisahkan adik – adiknya.
“
Bang Afif, itu lho yang mulai duluan.” kata Sagita marah.
“ Ye!
suka – suka aku, dong. Mau ngusilin siapa, gak ada yang mengatur.”kata Afif
tidak mau kalah sama adiknya.
“ Eh,
sudah stop! Kalian berdua, jangan ribut lagi. Kasihan Bunda, tidur siangnya
terganggu.” kata Ray kakak tiri Sagita, yang juga ikut turun tangan melerai Sagita dan
Afif.
“ Ray,
kamu ajak Sagita ke kamarnya sana ganti seragam. Aku mau ada urusan dulu, sama Junkring
satu ini.”pintah Oncy kepada Ray.
“ Oke,
Cy. Ayo, adek. Ikut sama aku, ya. Entar kamu,
aku pinjemin mobil remot control, ya “ bujuk Ray sambil merangkul pundak Sagita.
“ Aku
bisa masuk sendiri, tidak usah di anterin
sama kamu.“ kata Sagita cuek, melepaskan rangkulan Ray dan meninggalkan halaman
depan dengan kakak – kakaknya lain.
“
Sabar ,ya Ray. Lama – lama, dia bisa menerima kamu jadi kakaknya.” kata
Oncy menenangkan hati saudar tirinya.
“
Tapi, sampai kapan aku dan Petra nunggu dia menganggap kita berdua kakak
tirinya?”tanya Ray sedih. “ Bang Ray , berdoa saja. Biar Sagita, luluh hatinya
dan menerima semua kenyataan ini.” jawab Afif sambil menepuk pundak Ray.
“ Ah
, Jungkring. Tau apa kamu, masih kecil tidak boleh tahu”ujar Oncy kepada Afif.
Sedangkan di dalam rumah, Sagita
masih mengoda pembantu yang latah. Setelah itu, dia pergi ke lantai atas untuk
ganti seragam. Pada saat naik ke atas, di bertemu dengan Petra kakak tirinya
sekaligus adik kandung Ray .
“ Eh
, baru pulang dek ? “ tanya Petra akan mebelai Sagita tapi ia menepisnya .
“ Iya
“ jawab Sagita .
“ Eh
, entar sore mau gak ikut aku main basket ? Kata bang Ariel kamu jago main
basket “
“
Enggak , terima kasih “ jawab Sagita meninggalkan Petra dan masuk kamarnya dengan membanting pintu .
“ Dek
, kenapa sih kamu gak bisa menerina aku sebagai kakak tiri kamu , aku juga
sayang sama kamu seperti Abang – abang
yang lain “kata hati Petra menuruni tangga . Sedangkan Sagita di
kamarnya ganti seragam sambil melihat foto keluarga yang sekarang .
“
Bunda , bang Ray , Bang Petra maafin Sagita ya , bukannya Sagita tidak sayang
sama kalian tapi Sagita perlu waktu dulu untuk menerima kalian sebagai keluarga
“ kata Sagita sambil memeluk foto keluarga .
* * *
2
tahun kemudian Sagita masuk SMA yang sama dengan Ryan , Kiki , dan Dide
. Tapi ada yang berubah di antara mereka yaitu Ryan dan Sagita telah berpacaran
sejak mereka SMP .
“ Ta
, sudah ganti belum ? Kasihan tuh Ryan nugguin kamu di ruang makan “ tanya
Bundanya sambil mengetok pintu kamarnya .
“
Sudah Bunda “ balas Sagita keluar dari kamarnya .
“ Ya
sudah cepat turun ya , kasihan tuh Ryan nuggu
kamu di ruang makan “ kata
Bundanya . Lalu Sagita turun menuju ruang makan
.
“
Tumben pagi banget jemputnya ? “ tanya Sagita sambil merebut roti di tangan
Petra .
“
Adek , kebiasaan deh “ kata Petra .
“ He
... he ... he ... Sory don’t wory , Bang “ kata Sagita sambil duduk di sebelah Ryan .
“ Iya
Ta , tadi jam 5 Bu Fatimah minta
antar ke pasar dan sekalian
jemput kamu bareng sekolah “ jawab Ryan sambil melahap rotiya .
“ Oh
, jadi gitu “ kata Sagita sambil menganggukan kepalanya .
“
Trus , dua tuyul teman kamu ke mana kok
gak bareng “ tanya Oncy .
“
Siapa tuh dua tuyul Cy ? “ tanya Ryan
heran .
“ Itu
lho Dide sama Kiki “ jawab Oncy .
“ Oh
, kalau mereka sih berangkat sama ceweknya sendiri – sendiri , Cy “ jawab Ryan
. Setelah sarapan mereka pamit ke pada orang tua berangkat sekolah dan mereka tancap gas
meninggalkan rumah .
* * *
Sedangkan di sekolah Kiki dan Dide
menunggu Ryan dan Sagita datang ke sekolah , Kiki datang dengan pacarnya
sedangkan Dide tidak datang dengan Lita pacarnya karena ia sedang sakit .
“
Tumben Did , biasanya berangkat sama Lita sekarang enggak ? “ tanya Kiki .
“
Kata pembantunya di rumah dia sakit , tapi dia sakit apaan aku gak tau “ jawab
Dide .
“
Emang kamu gak tanya dia sakit apaan ? “ tanya Kiki
“
Pernah sih aku tanya dia sakit apaan , tapi dia sering bilang sakit kepala
biasa . Kalau sakit kepala biasa mengapa dia sering mimisan dan gusinya sering
sekali ngelaurin darah “ jawab Dide.
“
Tapi , kamu bisa cari informasi yang lainkan tentang sakitnya Lita “ tambah Ria
ceweknya Kiki .
“
Percuma Ri , orang tuanya gak kasih tahu apa – apa tentang penyakitnya Lia “
kata Dide .
“
Pagi semuaaaaaaaaaaaa..... ! “ sapa Ryan dan Sagita kepada teman – temanya .
“
Waduh makin lengket aja nih kalian
berdua “ kata Dide .
“
Iya ,nih mentang – mentang pacaran 2
tahun tambah lengket aja “ goda Ria .
“ Ah
, biasa aja “jawab Ryan .
“ Eh
, kayaknya ada yang kurang deh diantara kita , Lita mana ? “ tanya Sagita .
“
Tahu deh Ta , sudah beberapa hari ini dia gak masuk sekolah dan setiap hari aku
jemput kata nyokapnya dia masih sakit “ jawab Dide sedih .
“
Sudah dong jangan sedih Did , mungkin Lita gak mau di ganggu “ kata Ryan
merangkul sahabatnya itu.
Lalu
mereka semua, berjalan menuju kelas
mereka masing – masing.
“ Duh
, Lita emang sakit apa sih sebenarnya beberapa hari gak masuk sekolah lagi ,
kalau gak ada dia kita gak bisa ngedate
bareng nih “ keluh Ria .
“
Anak – anak sudah tahu apa belum ya Lita sekarang sakit leukimia stadium angkut di rumah sakit ? “ tanya Sagita dalam hati
sambil duduk di bangkunya .
“ Ta
, kamu gak pa – pa ?” tanya Ria .
“
Aku gak pa – pa kok “ jawab Sagita kaget
.
“ Handphone kamu begetar tuh kayaknya ada sms tuh “ kata
Ria .
Lalu
Sagita mengambil Hpnya dari saku
seragamnya dan membaca sms itu .
“ Ta , ini tante mamanya Lita . Kondisi Lita
sekarang sangat kritis
Dia terus menerus
memanggil Dide berkali – kali . Kasihan dia
Melawan sakitnya
sendiri dan dia tidak bilang sama Dide karena dia
Sangat sayang
kepada Dide . Sagita , tante mohon nanti setelah pulang sekolah
Kamu dan teman –
teman dekat Lita datang ke rumah sakit ya , termasuk Dide kamu ajak .
Dari :
Nyokapnya Lita “ isi pesan itu .
“
Dari siapa tuh Ta ? “ tanya Ria .
“
Dari nyokapnya Lita “ jawab Sagita .
“
Trus , kata nyokapnya apa ? “
“
Lita tadi malam masuk rumah sakit , terus nyokapnya telefon aku sama Ryan
menuju rumah sakit . Dan tadi nyokapnya bilang Lita kondisinya semakin kritis ,
dia semalaman manggil – manggil Dide terus . Sorry ya Ri aku gak bilang dari
tadi kalau aku sama Ryan tadi malam
jenguk Lita “ jelas Sagita .
“ Gak
pa – pa kok Ta aku ngerti . Tapi , bagai mana Dide ? “
“
Nanti setelah pulang sekolah kita bareng
– bareng ke rumah sakit sama ngajak Dide juga “
jawab Sagita merangkul sahabatnya
.
* * *
Beberapa
jam kemudia bel berbunyi menandakan jam pelajaran usai dan semua murid – murid
pulang kerumah masing – masing .
“ Eh
, sebenarnya kita mau kemana sih ? “ tanya Dide heran di parkiran .
“
Sudah deh kamu diam aja ayo cepet naik “ jawab Kiki sambil menyuruh Dide ke boncengannya .
“ Terus
, motor aku siapa yang bawa entar kalau aku boncengan sama kamu ? “
tanya Dide masih bingung .
“
Entar Sagita yang bawa motor boncengan
sama Ria ,sekarang cepat naik “ pintah
Kiki .
“ Yaaa , aku sendirian nih “kata Ryan memakai
helmnya dan mestater sepedanya .
“ Nih
, kuncinya Ta . Tapi inget jangan di
habisin bensinnya nih tadi pagi baru aku isi “ kata Dide sambil memberikan
kunci motornya .
“
Rebes deh , kalau motor kamu di pakai
Sagita irit deh “ kata Ria .
“ Iya
, irit soalnya Sagita tukang ngebut “ kata Ryan bercanda .
Sagita hanya melototi Ryan karena Sagita
sangat sebel sama dia dan geram sekali .
“
Hoey , ayo buruan berangkat bercanda mulu “ kata Kiki mestater motornya.
Lalu
mereka naik di kendaraan masing – masing dan tancap gas meninggalkan sekolah .
Selama di perjalanan Dide masih heran dan bertanya kepada Kiki tapi dianya menjawab .
“
Sudah deh kamu diam aja entar kamu juga tahu. “
* * *
Sesampainya
di tempat tujuan , mereka berhenti di sebuah rumah sakit khusus penyidap kanker
.
“ Hah
? ini kan rumah sakit tempat Ryan sering kemoterapi “ kata Dide dalam hati
turun dari motor .
“
Siapa yang sakit di sini, sih Ki ? “ tanya Dide penasaran.
“
Sudah deh entar kamu tau siapa yang
sakit di sini “ jawab Ryan merangkul
Dide .
Lalu
mereka berlima masuk ke dalam rumah sakit dan berjalan menuju ruangan yang di
tuju . Beberapa saat kemudian mereka sampai di ruang ICU .
“
Tante Mia, “ panggil Dide terkejut .
Melihat
wanita paruh baya duduk menangis terisak di pelukkan suaminya .
“
Akirnya kamu datang Dide , Lita panggil – panggil kamu terus semalaman dan
kondisinya semakin kritis “ kata tante Mia menangis .
“ Tante , sebenarnya Lita sakit apa ? “ tanya Dide .
“
Lita punya penyakit leukimia stadium
akhir , tadinya dokter mevonis stadium
akir dan tadi mlm entah mengapa tiba – tiba penyakitnya tambah parah “ jelas
tante Mia .
Sesaat
kemudian, seorang perawat keluar dari
ruang ICU untuk memanggil Dide.
“
Maaf , di antara kalian ada yang bernama Dide ? “tanya seorang perawat .
“
Saya Dide, mbak “ jawab Dide .
“
Saudara di panggil pasien , silakan masuk “ jawab perawat itu .
Lalu
Dide, menganggukan kepalanya dan memasuki ruang ICU bersama perawat itu .
“
Dide ... Dide ... kamu di mana Did “
panggil Lita lemah .
“ Aku
di sini Lit , aku datang buat kamu “ kata Dide
sambil memegang tangan Lita dan membendung tangisnya .
Setelah
itu, Lita membuka matanya dan melihat
Dide di sebelahnya yang sedang menundukan kepalanya.
“ Did
, maafin aku ya . Aku telah menyembunyikan semua ini ke kamu “ kata Lita dengan
wajahnya pucat .
“ Gak
pa – pa kok Lit , kamu pasti sembuh “ jawab Dide .
“ Did
, aku minta satu permintaan buat kamu “. Dide hanya bisa mengangguk dengan
pelan .
“ Aku
ingin kamu mencari penganti aku karena aku merasa hidupku tak beberapa lama
lagi “
“
Tapi Lit , aku sayang sama kamu aku gak
mau kamu ninggalin aku sendirian“ jawab Dide tidak bisa membendung air matanya .
Akan tetapi,
Lita tidak peduli dengan ucapan Dide dan
ia terus mengatur pernafasannya agar normal.
“ Did
, kamu mau gak peluk aku ? “ kata Lita
semakin lirih .
Lalu
Dide, menuruti kemauan ke inginan kekashnya dengan memeluk Lita dengan erat penuh cinta dan
persaan.
“ Did
, kamu janji akan mencintaiku ? “ tanya Lita nafasnya semakin berat .
“ Aku
janji Lit , aku akan mecintaimu dan melindungi kamu . Dan kamu juga harus janji
kamu harus sembuh “ jawab Dide .
“ Did
, aku pasti akan selalu ada di hatimu walau akirnya kita di pisahkan oleh tuhan
“ kata Lita menghembuskan nafasnya yang terakir .
“
Maksud kamu apa sih Lit ? “ tanya Dide melepaskan pelukannya , tapi Lita sudah
tidak bernyawa.
“ Gak
mungkin , Lita bangun Lit , jangan
ninggalin aku “ kata Dide tapi tidak ada jawaban dari Lita .
“ Inna lillahi wa inna lillahi rojiun “
kata Dide menangis dan mencium kening
Lita . Dokter dan perawat yang memeriksa hanya bisa diam karena Lita tidak
bernyawa lagi sedangkan orang tua Lita
hanya bisa mengiklaskan Lita pergi .
* * *
1 minggu sudah Lita di makamkan tapi
suasana duka masih ada di dalam hati Dide . Tetapi dia masih bisa mengiklaskan
Lita pergi .
“
Braaaaaaaaakkk........!” terdengar suara tabrakan keras dari arah jalan raya
dekat sekolah SMA .
“
Woey .... ada kecelakaan “ teriak seseorang yang melihat kejadian itu . Lalu
semua orang berlarian menuju tempat kejadian .
“ Ada
apa sih , rame banget biasanya gak ada kecelakaan di jalan ini ? “ tanya Kiki
yang melintas di jalan itu .
“ Tau
deh Ki , kita liat yuk “ jawab Dide mengajak Kiki meliat apa yang terjadi di
jalan . Saat melihat korban kecelakaan mereka kaget .
“ Ya
Allah , Ryan , Sagita “ kata Kiki terkejut . Sedangkan Dide mengangkat tubuh
Ryan yang bersimbah darah .
“ Pak
,tolong teman saya “ kata Dide menangis .
“
Sabar ya , dek sebentar lagi Ambulan datang “ jawab seorang ibu . Sesaat
kemudian Ambulan datang dan membawa Ryan dan Sagita ke rumah sakit .
Kiki
dan Dide mengikuti dengan membawa kendaraan masing – masing . Dide mengendarai
kendaraan dengan air matanya berlinang .
* * *
“ Tak ada yang abadi .... Tak ada yang abadi “ suara nada dering handphone punya Aril .
“
Siapa sih yang telfon ganggu orang basket aja
“ kata Ariel mengambil handponenya
dari saku .
“
Tumben banget nih tuyul keriting telpon “ batin Aril .
“
Hallo , Ki . Ada apa ? “
“
Hallo Bang , adik kamu Sagita masuk
rumah sakit , tadi pada waktu pulang sekolah Sagita dan Ryan kecelakaan. Buruan ke sini ya , Bang “ jawab
Kiki mematikanHpnya .
“ Hallo
, hallo . Ah , di matiin lagi “ kata Aril .
“ Bro
, telpon dari siapa ? “ tanya Rudy .
“ Dari
teman adek aku , katanya adek aku sam cowoknya kecelakaan “ jawab Aril
mengambil tasnya .
“
Trus , basketnya ? “
“
Kamu kan bisa main sama temen yang lain Rud “ kata Aril mestater sepedanya dan
tancap gas .
Srlama
di perjalanan Aril hanya bisa berdoa supaya Sagita tidak kenapa – kenapa .
Sedangkan
di musolah rumah sakit Kiki dan Dide
berdoa sambil menunggu dokter keluar dari ruang UGD
“ Ya
allah ya robby , aku bertekuk lutut di hadapan –Mu ,aku bersimpuh di
hadapan - Mu . Hamba ingin ke sembuhan
ke dua teman hamba dan jangan engkau ambil salah satu dari mereka hamba sudah
cukup menjalani cobaan yang engkau berikan , engkau telah mengambil kekasih
hamba dan saat ini hamba tidak mau ada kejadian seminggu yang lalu ya Allah .
Amin ... amin ya robbal allahmin .” kata hati Dide . Setelah berdoa Dide kaget melihat ada yang menupuk pundaknya .
“ Uki
? “kata Dide kaget .
“ Hai
Did , siapa yang sakit kok kalian berdua di sini ? “ tanya Uki .
“
Adek kamu sama Ryan tadi siang kecelakaan saat pulang sekolah “ jawab Kiki .
Mendengar hal itu Uki sontak kaget .
“ Astagfirllah , yang benar Ki ? “ tanya Uki .
Mereka berdua hanya menganggukan kepala saja .
* * *
2
bulan kemudian Ryan dan Sagita masih koma , alat – alat medis masih
melekat di tubuh mereka . Beberapa saat kemudian Ryan sadarkan diri .
“
Dide ... “ panggil Ryan . Dide yang menunggu dia sadar bangun dari tidurnya di
sofa .
“
Ryan , kamu sudah sadar. Aku panggilkan doter ya “ kata Dide akan memanggil
dokter tapi di tahan oleh Ryan dengan menarik tangannya .
“
Tidak usah Did , kamu duduk saja dulu di sini . Aku sudah sadar tadi malam “
katanya pelan . Lalu Dide menuruti
kemauan Ryan dan duduk di sebelahnya .
“
Kenapa Yan ? “ tanya Dide memegang
tangan sahabatnya itu .
“ Did
, mungkin ini sudah waktunya aku bilang sama kamu “ kata Ryan suara lemah .
“
Maksud kamu apa Yan ? “ tanya Dide heran .
“ Ka
... kamu mau gak jadi pengganti aku buat Sagita ? “
“ Masud kamua apa Yan , aku gak ngerti ? “
“ Aku
tahu kok Did , sejak SMP kamu suka sama Sagita kan ? “
“ Iya
, tapi itu masa lalu Yan , sejak saat itu aku iklas kalau kalian jadian .
Sampai sekarang Sagita itu pacar kamu ,Yan ? “
“ Did
, aku merasa hidupku tak lama lagi “ aku Ryan dengan nafasnya dengan berat .
“ Yan
, kamu jangan bercanda deh “ mata Dide berkaca – kaca . Tapi Ryan hanya diam
dan memberikan senyuman terhadap sahabatnya .
“ Did
, ini ada dua surat yang amplop warna hitam untuk kamu sedangkan amplop warna
pink ini buat Sagita “ kata Ryan memberikan ke dua amplop itu kepada Dide . Beberapa
menit kemudian nafas Ryan semakin berat dan akhirnya ia menghembuskan nafasnya
yang terakhir dengan meninggal kan pesan
buat Dide .
“
Thanks Did , kamu jadi sahabatku selama ini “
“
Tit............! “ bunyi alat pendeteksi denyut jantung yang di pakai Ryan .
“
Ryaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnn............... ! “ teriak Dide dan memeluk
sahabatnya itu lalu air matanya keluar tak bisa dibendung lagi .
“
Ryan , aku janji akan menjaga Sagita buat kamu . Aku juga gak akan buat Sagita
sedih dan menangis “ kata Dide dalam hati .
Ibu Ratih yang mengasuh mereka bertiga mulai dari kecil mendengar kabar
Ryan meninggal dunia lansung shok dan berusaha tegar .
* * *
2 hari kemudian setelah Ryan di
makamkan , Dide dan Kiki merasa kehilangan orang yang mereka kasihi. Sebab Ryan
di panti sering cerewet bila ada barangnya yang hilang , sedangkan Dide
menyoreti foto bersama yang baru di cetak beberapa minggu yang lalu .
“ Sekarang
gak tinggal kiata berempat , tinggal aku , Kiki , Sagita dan Ria . Ryan dan
Lita gak ada lagi “ kata Dide dalam hati
sambil meletakan fotonya dan melihat pemandangan di sekitar panti .
“ Did
, ke rumah sakit yuk , kata Bang Uki Sagita sudah sadar dari tadi malam “ ajak Kiki
memakai jaket levisnya .
“
Bosen Ki , apa lagi bensin aku habis “ jawab Dide akan membaringkan badannya di
tempat tidur tapi dia di tarik Kiki
supaya bangkit .
“
Entar , kita boncengan aja nih pake jaket kamu “ pintah Kiki melemparkan jaket
Dide .
Sedangkan di rumah sakit Sagita
tidak tahu kalau Ryan sudah tiada sebab kakak – kakaknya tidak berani
memberitahu dia soal meninggalnya Ryan .
“
Bang, Ryan mana ? “ tanya Sagita pada Ray dan Petra .
Ray
dan Petra hanya saling pandang, mendengar petanyaan adik tirinya itu.
“
Abang gak tahu dek , abang saja baru pulang dari bandung, “ jawab Ray bohong .
“
Dide sama Kiki mana sih, kok belum datang ? “ tanya Sagita .
“
Adek , makan dulu, yuk sambil nunggu Dide dan Kiki. “ jawab Petra akan menyuapi
Sagita . Lalu Sagita, menuruti kemauan abangnya. Sesaat kemudian setelah Sagita makan , Kiki
dan Dide datang dengan membawa surat titipan dari Ryan . Sebelum memberikan
surat itu Kiki memberi tahu kalau Ryan sudah meninggal dunia 2 hari yang lalu .
“ Ki
, gak mungkin Ryan meninggalkan aku “ kata Sagita tidak percaya .
“ Ta,
ini mungkin berat bagi kamu . Tapi kita harus mengatankannya ke kamu “ kata
Dide membendung air matanya .
“ Iya Ta , dan ini ada titipan dari Ryan sebelum
dia meninggal dunia “ kata Kiki memberikan surat dari Ryan .
Untuk cintaku dan sekaligus sahabatku,
Sagita , maafka aku yang telah meninggalkan kamu untuk
selama -
lamanya dan maaf aku telah
menyakiti hati kamu . Sebelum kecelakaan terjadi sebenarnya aku punya penyakit tumor di bagian otak yang cukup parah sehigga dokter memvonis
hidupku gak akan lama lagi . Aku terpaksa tidak bilang sama kamu , Ibu , dan
Kiki hanya Dide yang tahu tentang
penyakitku . Karena aku tidak mau semua semua sedih karena aku , semua susah
karena aku . Aku tahu selama kita pacaran aku telah bohong sama kamu . Dan aku
hanya bisa memberikan kata terakhir buat kamu
yaitu maa f dan terima kasih kau menjadi lentera dalam hidupku .
From love
you
Ryan
Setelah
membaca surat itu Sagita merasa sedih dan kehilangan sese orang yang ia cintai
.
“
Ryan , kenapa kamu meninggalkan aku selama – lamanya ? “ tanya hati Sagita .
* * *
5 Bulan kemudian setelah Sagita
keluar dari rumah Sakit , ia kembali ke sekolah dan bertemu dangan teman –
temannya . Ia mencasemua pelajaran yang selama ini tertinggal . Untungnya di
rumah ke dua kakak tirinya dan ke 5
kakak kandungnya membantu , Kiki dan Dide juga membantunya belajar dengan
meminjamkan buku catatan yang dulu mereka masih kelas 1 .
“ Ta
, aku ... aku “ kata Dide ragu pada saat di taman sekolah bersama Sagita pada
saat istirahat .
“
Kenapa sih Did , kok ragu gitu ? “ tanya Sagita makan snack yang dia beli di
kantin .
“ Aku ... tresno karo kuwe Ta ( Aku suka sama kamu Ta ) “ jawab Dide
memegang ke dua tangan Sagita .
“ Hah
? Apa Did , yang kamu katakan tadi “ tanya Sagita kaget dan melepaskan
tangannya .
“ Aku suka sama kamu sejak kita masih SMP ,
tapi dulu aku terlambat menyatakannya dan kamu milih Ryan “ jawab Dide .
“
Trus , kenapa kamu dulu pacaran sama Lita ? “.
“ Karena dia mirip banget sama kamu Ta “.
“
Tapi Did , aku perlu waktu memikirkan itu karena aku maih belum melupakan Ryan
“ .
“
Kamu tidak usah men jawabnya sekarang , aku akan menunggu jawaban dari kamu dari kamu “ .
Tak
beberapa lama kemudian awan cerah menjadi mendung dan turun hujan membasahi
taman , Sagita berlari meninggalkan taman sekolah dan kembali ke kelasnya
sedangkan Dide masih berdiri di taman sehingga seragam putih abu – abunya basah
.
* * *
Di panti asuhan “ KASIH IBU “ Dide termenung di depan teras , dia duduk dan
memainkan gitarnya dengan melihat suasana hujan gerimis yang membasahi halaman
panti .
“
Dide “ panggil Bu Ratih sambil menepuk pundak Dide dari belakang .
“
Aduh ibu , ngagetin aku saja “ kata Dide meletakkan gitarnya di seblahnya .
“ Di
cariin kemana - mana ternyata di sini “
kata Bu Ratih .
“
Maaf ya Bu , soalnya saya gerah di dalam mendengar Kiki sama si cadel bramtem
terus “
“
Siapa itu Si Cadel ? “
“ Itu
lho Bu , Adon “
“ Oh
ya Did , kamu masih ingat orang yang mau
ngadopsi kamu dulu ? “
“
Dide masih ingat Bu , memangnya kenapa ?
“
“
Sebenarnya Did , mereka sudah mengadopsi kamu sejak kecil . Tapi , karena kamu
, Kiki , dan Ryan mempunyai perjanjian tidak mau ada yang mengadopsi di antara
kalian dan mau di adopsi kalau di antara sudah meninggal . Mereka tetap
mengadopsi kamu meskipun kamu tinggal di panti ini “.
“
Kenapa ibu gak bilang sama Dide dari dulu ? “
“ Ibu
takut kalau ibu akan menghancurkan persahabatan kalian bertiga . Dan bulan
depan orang tua angkat kamu datang ke sini untuk mengambil kamu dan kamu akan di
sekolahkan di jakarta “ .
Mendengar hal itu hati Dide bagai di sambat
petir , ia tidak menduga kalau dia sudah di adopsi .
“ Ini
mengapa bisa terjadi padaku , aku munggu
jawaban seseorang di sini dan bulan depan aku akan meninggalkan dia
“kata Dide dalam hati .
* * *
Pada mlam hari Sagita tidak bisa
tidur karena dia masih mengingat perkataan Dide .
“
Dide suka sama aku ? Gak mungkin dia suka sama aku . Aku kan masih ingat Ryan
dan aku juga tidak bisa melupakan Ryan “ kata Sagita dalam hati . Sedangkan di
tempat lain Dide tidak bisa tidur karena memikirkan hal itu .
“
Kamu lagi mikirin apa Did ? “ tanya Kiki duduk di sebelah Dide .
“ Aku
lagi bingung Ki , bulan depan aku berangkat ke jakarta dan aku akan di
sekolahkan di sana ? “ jawab Dide .
“
Terus , kenapa kamu bingung ? “
“ Di
sini aku menunggu jawaban dari seseorang
yang aku cintai Ki “
“
Sampai kapan kamu menggu jawaban dari dia ? “
“
Enggak tahu Ki , mungkin sampai bertahun – tahun aku harus menunggu dia “
“
Dide , Dide . baru kali ini kamu nembak cewek sampai harus menggu dia “
“
Sudah ah , aku mau tidur ngantuk banget nih “ kata Dide pergi ke kamarnya .
“
Dasar , Dide “ kata Kiki mengacak – ngacak rambut Dide .
* * *
Bulan berikutnya pada siang hari
Sagita bermain basket di halaman rumah bersama Uki dan Ariel .
“ Dek
, kamu kok tumben pulang sekolah langsung pulang biasanya main dulu sama Kiki
dan Dide sampai pulang sore ? “ tanya
Uki . Sagita hanya diam dan medrible bola .
“ Lho
kokdiam sih , di tanyain kakaknya juga ? tanya Uki lagi sambil merebut bolanya
.
“ Ya
malas aja Bang “ jawab Sagita mengambil bola dari Uki .
“ Dek
........... ! Tadi Kiki telepon kamu sekarang di suruh ke bandara “ teriak Ray
.
“
Emangnya kenapa Bang ? “ tanya Sagita .
“
Dide mau berangkat ke jakarta “ jawab Ray .
“ Hah
, Dide mau ke jakarta ? Kok gak bilang – bilangsih “ tanya Sagita dalam hati sambil membanting bola
dan bolanya mengenai hidung Ariel .
“
Aduh , adek sakit nih “ keluh Ariel sambil memegang hidungnya . Tapi Sagita
tidak peduli dan meninggal kan ke dua kakaknya di halaman .
“
Bang Andika . . . . . ! Anterin aku ke bandara . . . . . . . . . . . . . . ! “
teriak Sagita .
“ Woi
mulut ember diam jangan teriak – teriak , aku lagi nelpon sama cewekku nih “
bentak Afif .
“ Ah,
diam kamu jungkring . Bang Andika cepet “ balas Sagita .
* * *
Sedangkan di bandara Dide bersama
orang tua angkatnya akan naik pesawat
dan sebelumnya Dide pamit dulu kepada Bu Ratih dan Kiki .
“ Bu , terima kasih ya . Ibu sudah mengasuh
Dide sejak kecil “ kata Dide mencium tangan Bu Ratih .
“
Hati – hati di jalan Did . Sering –
sering kasih kabar kalau sudah di sana “ pesan Bu Ratih . Dide hanya
mengangguk .
“ Ki
, aku titip ini buat Sagita , kelihatannya dia terlambat datang ke sini “ kata
Dide memberikan kado berwarna biru laut kepada Kiki .
“ Aku
akan sampaikan in i kepada Sagita Did “ balas Kiki sambil matanya berkaca –
kaca dan mereka berpelukan untuk perpisahan mereka .
“ Ayo
Dide kita berangkat “ ajak orang tua angkatnya . Dide berjalan dan melambaikan
tangannya ke pada Kiki dan Bu Ratih .
“
Selamat tinggal Semarang , selamat
tinggal Sagita . Aku akan menanti jawaban di hatimu sampai kita di bertemu lagi
“ kata hati Dide berjalan menuju pesawat
.
Beberapa menit kemudian setelah Dide naik pesawat Sagita datang
terlambat ke bandara , ia berlari mengejar Dide .
“
Dide . . . ! “ teriak Sagita berlari berlari . Lalu di cegah oleh Kiki .
“ Ta
, sudah terlambat Dide sudah berangakat “ kata Kiki .
“
Tapi Ki , kenapa Dide tidak bilang ke aku kalau dia pindah ke jakarta ? “ tanya
Sagita .
“ Sagita , Dide tidak mau memberi kamu tahu
kamu karena kamu orang ia cintai “ jawab Bu Ratih.
“ Tapi bu , aku juga temannya Dide “ kata
Sagita .
“ Sudah
deh Ta , kamu bisa lihat Dide . Nih dia memberikan sesuatu buat kamu “ kata
Kiki memberikan kado itu kepada Sagita .
“ Ini
apaan Ki ? “ tanya Sagita .
“ Wes ta , ojok kakean takok ( Sudahlah , jangan kebanyakan
tanya – Red ) , buka aja tapi jangan di sini
haru di rumah “ kata Kiki .
“ Iya
cerewet “ ejek Sagita .
“ Ao
kita pulang kasihan anak – anak panti “ajak Bu Ratih . Lalu mereka bertiga
berjalan keluar dari bandara .
* * *
“ Ta , lihat deh aku sekarang mau nyanyi apa ?
Pasti kamu gak tahukan ? Dengerin ya “ kata Dide sambil memainkan gitar nya .
Bila saatnya ...
Ku temukan indah di hatimu
Berpa lama aku harus menunggu
Cahaya matamu menghiasi hatiku
Andai kau tahu dalam lelap ku sebut namamu
Reff : Aku masih
menunggumu bicara
Ku nanti jawaban di hatimu
Dalam lelap ini dalam diam ini
Ku masih menungu....
Ku harap nanti waktu yang akan mememukanmu
Apakah nanti hati mu masihkah milik ku
Ku mohon
dengarkan aku bicara
Ku nanti jawaban di
hatimu
Adakah diriku
dalam hatimu
Dan saatnya
kutemukan indah di hatimu .
Suara Dide di video yang di putar oleh Sagita
setelah membuka kado dari Dide di kamarnya
ia sambil menangis dan memca surat dari Dide .
Dear sahabatku
sekaligus orang yang aku sayangi ,
Sagita , maafin
aku sebelumnya aku tidak memberi tahu kamu kalau aku di adopsi dan di pindah
kan ke Jakarta . Aku sengaja menyanyikan lalu ini karna aku menunggu jawaban
dari hati kamu karena berminggu – minggu kamu belum memberikan jawaban yang tepat sampai akhirnya aku dakan
di bawa ke Jakarta .
Ta , kamu adalah
salah satu orang cinta pertamaku walaupun aku akhirnya Lita jadi pacar aku selama 1 tahun dan sekarang
dia meninggalkan aku untuk selama – lamanya . Thanks , atas persahabatan
kita dan aku akan menunggu kamu walau
waktu yang akan menemukan kita .
I LOVE YOU MY FRIEND
Love
Dide
“ Duh
, kasihan banget tuh mulut ember , sudah kedua kalinya dia nangis gara – gara cowok “ kata Afif mengintip Sagita di pintu kamar
adiknya itu bersama saudara – saudaranya .
“ Fif
, jangan ngejek kayak gitu ah , itu kan
adik kita satu – satunya di rumah “ jawab Ariel .
“ Ada
dua cewek bang yang ada di rumah “ balas Afif .
“
Siapa fif, yang satunya ? “ tanya mereka
serentak .
“
Bunda, istrinya Papa “ jawab Afif sambil lari meniggalkan kakak -
kakaknya .
* * *
4 tahun kemudian Sagita menjadi
seorang mahasiswa di Semarang bersama Kiki dan Afif.
“
Ciyeee . . . . . adek kalung dari Dide di pakai nih “ goda Afif di kantin
kampus . Penampilan Sagita memang sedikit beda dari pada waktu SMA , dulu dia berangkat sekolah memakan rok panjang dan berjilbab
sekarang kalau ke kampus pakai T - sirt
lengan panjang , pakai levis model cowok dan gak ketinggalan jilbab yang
dia model sendiri dengan kaca mata minusnya .
“
Emang aku pikirin apa “ jawab Sagitsa Sambil minum es tehnya .
“ Ta
, kamu gak ada jam kuliah kok nyelonong ke kantin ? “ tanya Kiki .
“ Ada
, tapi sebentar lagi , Ki “ jawab Sagita .
“ Oh
, gitu . Eh , kamu tadi di cariin Erik tuh , katanya mau ngajak balapan lagi “
kata Kiki .
“
Bilangin aja , ke dia kalau aku banyak tugas
kuliah nih “ kata Sagita sambil melihat jam di tangannya .
“ Eh
, bang afif . Nanti bayarin es tehnya ya , aku ke buru – buru nih masuk kelas “
kata Sagita meninggalkan kantin .
“ Ya ampun
Tuhan , ngimpi apa aku semalam . Padahal dia kemarin menang balapan
dapat uang banyak , masih saja minta aku bayarin “ kata Afif sebel .
“ Gak
pa – pa Fif , amal dikit sama adeknya
kenapa ? Jadi kakak tuh harus exstra
sabar kalau menghadapin adek kayak Sagita “ saran Kiki .
* * *
Saat Sagita berjalan di dekat korido
kampus menuju kelasnya tiba – tiba dia tidak sengaja bertubrukan dengan cowok tinggi dan berkaca mata dengan kaos kuning dari arah
berlawanan , sehingga buku yang di bawa mereka jatuh semua . Dan tanpa mereka
sadari buku yang mereka bawa tertukar sebab warna buku dan bentuknya sama .
“
Kalau jalan pakai mata dong , Mas “ kata Sagita membereskanbukunya yang
terjatuh .
“
Maaf , Dek . Aku terburu – buru “ kata cowok itu tak lain adalah Dide yang
sudah kembali lagi ke Semarang . Setelah
Sagita membereskan buku –bukunya ia melanjutkan jalannya menuju kelas tapi
perasaan Sagita aneh yang memberhentikan
langkahnya pernah lihat cowok itu .
“ Tuh
orang kayak pernah ketemu deh ? “ tanya
Sagita dalam hati dan melanjutkan langkahnya . Sedangkan Dide berjalan perlahan
dan melihat Sagita yang sedang berjalan menuju kelasnya .
“ Sagita , mengapa tuh cewek mirip Sagita ya ? “ tanya Dide
dalam hati .
“ Ah
, mungkin perasaan aku saja kali “ kata Dide melanjutkan jalannya .
* * *
Saat di kelas Sagita kaget melihat
bukunya yang ketukar tadi namanya
berbeda saat , dia ingin menulis kata hatinya .
“ Vi , kamu tahu gak in bukunya siapa ? “ tanya
Sagita pada Viona .
“
Gila ya kamu Ta , ini bukunya Dide asisten dosen kita yang baru “ kata Viona .
“ Aduh gimana nih Vi , tadiaku sama dia
bertubrukan “ kata Sagita .
“ Wah
, bagus dong Ta . Kamu bisa tabrakan sama dia “
“
Tabrakan sama dia kok di bilang bagus “
“ Ya
iya lah Ta , kamu banyangin aja dia tuh sedang menunggu jawaban dari seseorang yang ia cintai lama
banget deh , pas banget sama kamu lagi mau menjawab pernyataan cowok eh , malah cowok itu pergi keluar daerah
karena di adopsi “
“
Kamu tahu dari mana soal itu ? “
“
Dari abang kamu , Afif “
“ Duh
ngapain sih jungkring buka rahasia aku segala “ kata hati Sagita .
* * *
Beberapa jam kemudian Sagita keluar
kelas karena mata kuliah sudah selesai dan waktunya pulang . Pada saat dia
berjalan menuju taman untuk pulang bersama Kiki .
“
Pulang yuk Ki “ ajak Sagita .
“ Eh
, ke kantin dulu yuk aku lapar banget nih “ kata Kiki sambil menyeret Sagita ke kantin .
“
Perut aja kamu urusin aku mau cari orang
tadi nih bukunya tertukar sama aku tadi “ kata Sagita .
“
Entar , ketemu di kantin “ balas Kiki . Lalu mereka berjalan menuju kantin
karena Kiki kelaparan . Sesampainya di
kantin mereka memesan makanan ke sukaan mereka yaitu nasi goreng
dan mendengar pembicaraan orang yang lagi gosip .
“ Bro
, bukuku tadi ketukar dengan bukunya anak semester 1 “ kata Dide yang sedang
duduk dengan temannya di belakang Sagita dan Kiki .
“
Lagian , punya buku sama bentuknya “
ejek temannya .
“ Eh
, nih buku bentuknya sama tuh karena sebagai tanda persahabatan “
“ Iya
, tanda persahabatan dan cinta kamu ya kan ? “ .
Mendengar
hal itu Sagita mengambil buku yang tertukar di dalam tasnya dan berdiri untuk
mengembalikan buku itu pada pemiliknya .
“
Maksud mas tadi buku ini ? “ kata Sagita memberikan bukunya ke Dide . Dide
tidak melihat Sagita dan langsung
mengembalikan buku Sagita , lalu Sagita kembali ke tempat duduknya .
“ Eh
, nama kamu siapa ? Kenapa buku kamu bisa kembar sama Dide dan isi dalam buku
itu hampir sama dengan buku kamu ? “ tanya temannya .
“
Namaku Sagita , kalau masalah persamaan buku aku tidak tahu “ jawab Sagita
kembali ke tempat duduknya dan menyantap pesanan ia tadi . Mendengar jawaban itu hati Dide berdebar dan denyut
jatungnya bedetak kencang saat melihat Kiki dan Sagita duduk bersama sambil
makan dengan bercanda .
“
Kiki , Sagita . Aku kangen banget sama kalian
“ kata hati Dide .
“ Ki,
setelah ini kita langsung pulang ya , nanti bang Ray sama bang Petra marah –
marah lagi “ kata Sagita .
“
Beres bos “ kata Kiki sambil menghabiskan makananya .
* * *
Pada hari berikutnya saat mlm hari
Sagita duduk di taman dekat sekolah SMA dia dulu sekarang menjadi tempat dia
menenangkan hatinya .
“
Bintang di langit , aku kangen banget sama Dide , aku rindu dia . Tapi , entah
dia di mana sekarang , kalau saja dia ada di sini aku pasti akan menjawab
pertanyaan ia dulu . Aku sayang sama dia “ kata
Sagita sambil melihat bintang di langit .
“ Aku
juga kangen sama kamu “ kata seseorang yang tak lain adalah Dide yang tiba –
tiba duduk di sebelahnya .
“
Dide “kata Sagita kaget .
“ Aku
tahu , kalau kamu kangen sama seseorang kamu pasti di sini “ kata Dide memegang
tangan Sagita .
“
Terus , kenapa kamu gak bilang kalau kamu kembali ke sini ? “ tanya Sagita .
“ Maaf
Ta , aku tidak memberi tahu kamu sama Kiki . Pada saat di jakarta aku
hampir lupa semuanya yang terjadi . Tapi hatiku , tidak lupa sama kamu “ jawab
Dide .
“
Trus , kamu tahu siapa kalau aku di sini
? “
“ Tuh
, kakak– kakak kamu dan Kiki “ jawab
Dide dengan senyum .
“ Oh
, gitu “ kata Sagita pelan melihat kakak – kakaknya yang sedang duduk di dekat pohon .
“
Sekarang apa jawabanmua soal
pertanyaanku dulu ? Apakah diriku ini masih ada didalam hatimu ? “ tanya Dide .
“
Sebenarnya aku juga cinta sama kamu Did . Maaf ya aku menjawab sekarang karena
dulu aku masih belum melupakan Ryan “ jawab Sagita .
“
Benar Ta , kamu sayang sma aku ? “ tanya
Dide memandang Sagita . Sedangkan Sagita hanya bisa menganggukan kepalanya .
“
Terima kasih Ta , akhirnya kamu mau menerima cintaku “ kata Dide akan memeluk
Sagita tapi badannya di dorong .
“ Eit
, jangan main peluk – pelukan bukan
mukhrimnya “ kata Sagita .
“ Oh
iya lupa aku “ balas Dide tersenyum puas .
“
Hore.... akhirnya adekku jadian juga . Dek , traktirannya ya “ sorak kakak –
kakaknya berlari menuju Sagita dan Dide .
“ Iya
, tapi bayar sendiri – sendiri ya “ kata Sagita sambil bercanda .
“
Yeee , sama aja bo’ong “ jawab Petra .
“
Akhirnya , Sagita bisa menerima cinta Dide walau sekian lama mereka berpisah .
Ryan , pasti kamu senang di sana melihat
Sagita dan Dide bahagia . Itu kan yang kamu inginin selama ini “ kata Kiki
dalam hati .
“ Ta
, ini surat dari Ryan yang di berikan untuk aku , tapi aku gak pernah membukanya selama ini . Kita baca
ber sama - sama ya “ kata Dide sambil
membuka amplop hitam yang dulu di berikan Ryan kepada Dide .
Untuk sahabat yang terbaik dalam hidupku ,
Did , maafkan aku kalau telah lancang merebut cinta
pertamamu, maafkan aku kalau aku telah salah terhadapmu. Aku tahu, kalau kamu
sejak SMP suka sama Sagita. Tapi kamu diam saja, karena kamu tidak mau aku
kecewa, dan merusak persahabatan kita berempat dari kecil. Sekarang sudah
saatnya, aku kembalikan cinta pertamamu. Karena aku merasa, hidupku tak lama
lagi . Dan pesan ku jangan tinggalkan
Sagita, dan membuat dia bersedih. Berikanlah dia, ke bahagian sebenarnya. Aku
ingin dia tersenyum terus, walau tanpa aku. Terimakasih kalau tela,h menjadi sahabatku selama hidupku
ini .
Dari sahabatmu
Ryan
“ Ta , aku akan membahagiakan kamu untuk selama
– lamanya “ kata Dide dalam hati .
“ Did
, enaknya nih kita balapan motor yuk lumayan hadiahnya bisa buat uang jajan “
ajak Sagita .
“ Ah ,
balapan aja di pikiran kamu “ kata Dide sambil bangkit dari duduknya dan
meninggalkan Sagita .
“ Lho , kamu mau kenama Did ? “ tanya Sagita menyudul
Dide .
“
Kejar aku kalau mau balapan “ jawab Dide berlari .
“ Ah
, gak lucu tahu “ kata Sagita mengejar Dide .
“
Semoga ini cinta terakir buat Sagita ya
Bang “ kata Afif melihat adiknya yang sedang bercanda dengan Dide .
“
Tumben manggil adek dengan Sagita
biasanya manggil mulut ember “ kata Uki .
“
Bang Uki
, gak lucu tahu “ kata Afif
“
Tempe “ sahut Uki .
“
Mendol “ jawab Petra .
“Sayur
asem “
“ Sop
“
“
Nasi goreng “
“
Pisang goreng “ kata mereka bersahut – sahutan .
“ Woi , kalian berantem apa ngomongin makanan sih ? “ tanya Ariel .
“
BORIL “ jawab mereka dan berlari meninggalkan Ariel .
“ Eh
, namaku juga di sebut . Dasar adek – adek kurang ajar “ kata Ariel mengejar
mereka berdua .
Tanpa
mereka sadari di belakang mereka ada sesosok cowok memakai pakaian serba putih
melihat mereka dengan penuh senyuman . Kiki melihat hal itu mengetahui cowok
itu siapa hanya dia memberikan lambaian
tangannya dan cowok itu menghilang
dengan cahaya yang menyilaukan .
“
Ryan , kamu pasti sudah melihat semuanya “ kata Kiki pelan dan ia berjalan pelan
meninggalkan taman itu .
THE END