Saterdag 25 Maart 2017

SAMPAI KAU BICARA

SAMPAI KAU BICARA
KARYA : Kim Rae Yoo
Di sekolah SMP NEGERI 01 di kota Semarang. Terdengar suara anak – anak bercanda gurau di kelas mereka masing – masing , apalagi sebentar lagi ada murid baru pindahan dari Bandung .
“ Eh, dengar – dengar di kelas dua kedatangan murid baru, ya? “ tanya Kiki.
“  Iya, Ki.“ jawab Ryan singkat.
“ Kemana saja kamu, Ki. Kamu kok, baru tahu kalau ada murid baru ?”tanya Dide,  mengacak rambut  Kiki  yang keriting.
“  Lagi di kantin, Did.” jawab Kiki, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Semua yang di kelas, tertawa melihat Kiki yang mukanya tiba – tiba beurbah jadi merah padam.
“ Eh, Mie keriting kenapa kamu. Kok, mukanya merah kayak gitu ?”tanya Lita sambil menahan tawanya.
“ Abis kecebur di got kali, Lit.“ jawab teman yang lain.
“ Ha ... ha ... ha ... ha ... !”tawa seisi kelas.
Hanya Dide dan Ryan, yang menahan tertawanya. Karena mereka tidak mau ,kalau Kiki ngambek ,dan di suruh tidur sama adik – adik satu panti asuhan yang masih SD.
“ Kalau aku ikut tertawa,  bisa – bisa di suruh jaga adik – adik  yang masih SD lagi.” batin mereka berdua.
            Sedangkan, di ruang kelas dua, kedatangan murid baru yang di beritakan sama anak – anak kelas tiga. Anak itu ternyataperempuan, dia manis sekali. walaupun tubuhnya, gemuk dan tingginya hanya 149 cm.
“ Sagit, perkenalkan diri kamu kepada teman – teman kamu.” pinta Bu Wulan guru IPA di kelas itu .
“ Baik , Bu.” kata Sagita akan memperkenalkan dirinya .
“Hai, teman – teman?”  salam Sagita.
“  Hai...!!!” jawab semua.
“ Teman – teman perkenalkan, nama saya Sagita Kartika Putri Wijaya. Panggilan saya, macam – macam  di rumah. Karena saya, anak terakhir dari 6 bersaudara. Saya pindah ke sini, karena Papa saya di pindah tugaskan di sini. Sekian, dan terima kasih.” kata Sagita, memperkenalkan dirinya.
 “ Anak – anak , Sagita di sini sekarang jadi bagian dari kalian. Sehingga ibu sarankan, kalian bisa bekerja sama dalam pembelajaran. Sekarang Sagita, silakan kamu duduk di belakang satu bangku dengan Nita.”pinta Bu Wulan.
“ Baik , Bu.”kata Sagita berjalan menuju bangkunya .
* * *
            Pada saat jam istirahat ,Sagita sendirian di perpus sekolah.  Sedangkan Ryan dan Dide, melihat Sagita dari kaca jendela perpus sekolah. Sebab mereka,  kadang masuk  ke perpustakaan sekolah,  hanya untuk pinjam buku buat belajar kalau ada ulangan mendadak .
“ Did , kayaknya kita pernah kenal, deh sama anak itu. Tapi di mana,  ya ?”tanya Ryan penasaran sambil mengingat wanita itu.
“ Ya, iyalah. Kita pernah kenal, sama anak itu. Dia kan, anaknya Pak Wijaya yang punya yayasan panti kita.” jawab Dide .
“ Oh, anak yang dulu pernah ketubruk dengan kamu itu?”tanya Ryan.
“ Nah, tuh ingat.”jawab Dide.
“  Gede – gede, cantik juga tuh anak.”kata Ryan sambil memandang Sagita dengan penuh pesona.
“  Jangan – jangan, kamu suka sama Sagita, ya?”goda Dide.
“ Apaan, sih ?”tanya Ryan malu, langsung meniggalkan Dide pergi ke kelasnya.
“ Lho yan , entenono aku. Piye iki, sido gak nang kantin  (  tungguin aku . Bagaimana nih , jadi gak  ke kantin ) ?”tanya Didemelihat Ryan pergi meninggalkan dia.
Gak sido , aku males nang kantin karo awakmu  ( Gak jadi , aku malas ke kantin dengan kamu ).“ jawab Ryan sebal.
“ Dasar Ryan,k alau ngambek. Tanduknya, mulai keluar.” kata Dide sambil menyusul Ryan .
 Sedangkan Sagita, masih di perpustakaan sekolah sambil membaca buku sendirian.
“ Andai Mama, tidak cerai sama ayah,  dan kecelakaan pada saat itu. Pasti aku, tidak akan seperti ini. Ayah menikah lagi,  dengan Bunda Ratna. Dan aku, punya saudara tiri cowok.” batin Sagita melamun.
“ Hayo...!!! Baca apa ngelamun, entar kesambet lho nanti.”getak Kiki.
Sagita yang kaget, hanya mengelus dadanya sambil menatap tajam ke arah Kiki.
“ Eh, kenalin aku Kiki. Aku anak kelas 3 B,” kata Kiki mengulurkan tangannya.
“ Aku Sagita. Kelas 2 B,” jawab Sagita membalas uluran tangannya.
Akhiranya mereka, bersalaman satu sama lain. Sagita hanya tersenyum, melihat tingkah laku Kiki yang kocak.
“ Kok aku,  pernah dengar nama itu?”tanya Kiki .
“ Sebenarnya, kita sudah kenal, dan aku pernah datang kesini sebelumnya. Kamu kan,  anak di panti asuhan ‘ KASIH IBU’. Iya, kan?”tebak Sagita sambil tersenyum kembali kepada Kiki.
“ Oh, aku ingat. Kamu itu, anaknya  Pak Wijaya, kan?”tanya Kiki balik.
“ Iya, aku anaknya Pak Wijaya.“jawab Sagita sambil mengembalikan buku yang ia baca tadi di rak buku.
Sepurane Ta, tak kirakno awakmu  wong lio. Ndadakno koncoku, mulai  SD ( Maaf Ta, aku kira kamu orang lain. Ternyata temanku,  sejak SD ) .” Sagita hanya, ketawa saja melihat wajah lucu Kiki yang sedang terkejut.
Ora po  - po ( tidak apa – apa ),”jawab Sagita
“ Lho, kamu bisa bahasa jawa juga, Ta.  Aku kira, kamu lama di Bandung tidak bisa ngomong jawa,”ujar Kiki terkejut.
“  Walau aku, tinggal lama di Bandung.  Aku di rumah,  sering ngomongnya bahasa jawa.”balas Sagita.
“ Oh, aku kira. Kamu selama di Bandung sana, bahasa jawa kamu sudah tidak kamu pakai lagi.”jawab Kiki sambil mangut - mangut.
“ Eh , bagaimana keadaan Ryan dan Dide. Aku sudah lama, tidak tahu kabar mereka berdua ?”tanya Sagita mengalihkan pembicaraan
“ Oh, kabar mereka baik – baik saja. Sekarang, mereka satu kelas denganku.”jawab Kiki sambil melihat Sagita menyandar kepalanya di rak buku.
“ Kamu tahu, tidak. Aku rindu, kamu, Dide, dan Ryan. Kalau aku ingat, kalian bertiga. Pasti aku ingat, awal kita bertemu di panti asuhan.”cerita Sagita.
Beberpa menit kemudian,  bel masuk kelas berbunyi. Semua murid – murid, berlarian masuk kelas. Termasuk, Kiki dan Sagita keluar dari perpustakaan. Setelah mereka, mendengar bel masuk kelas. Lalu, mereka masuk kelas masing – masing .
* * *
Pada saat pulang sekolah, Sagita menunggu kakaknya yang SMA untuk menjemputnya. Ia menunggu, kakaknya di gerbang  pintu gerbang sekolah  dengan sendirian.
“ Lama banget, sih ? “ keluh Sagita sambil melihat jam tangannya dan menengok kearah jalan.
“ Kebiasaan buruk, sering menjemput adiknya telat terus.”omel Sagita sendiri, sambil menghentakkan kakinya di aspal.
Beberapa saat kemudian, ada mobil sedan warna biru laut berhenti di hadapannya. Akhirnya, jemputan yang ia di tunggu selama bermenit - menit datang juga di hadapannya.
“ Lama banget, sih. Bang ?” tanya Sagita sebel kepada kakaknya.
“ Sorry, Dek. Nih, tadi aku lagi nunggu Afif  keluar dari kelas lama banget,”jawab Uki memohon maaf kepada adiknya yang paling kecil itu.
“ Dasar jungkring, sukanya lama mulu.”ejek Sagita kepada Afif  kakaknya yang setahun dengan dia.
“ Eh, mulut ember. Aku lama, karena banyak tugas di sekolah. Enggak ada, yang lain selain itu.”kata Afif tidak mau kalah dengan adiknya.
“ Alah, alasan saja. Paling di kelas, lagi cari cewek baru.”ujar Sagita sambil memasang sabuk pelindung di mobil.
“ Enak saja, kalau kamu ngomong. Dasar, adek aneh.”balas Afif. Uki yang risih, dengan kedua adiknya yang selalu ribut. Ia lasung, melerai mereka berdua.
“ Eh , sudah jangan berantem di sini. Nanti, sampai rumah di lanjutin lagi berantemnya.” kata Uki melerai kedua adiknya itu.
Tak beberapa lama kemudian, Uki langsung tancap gas meninggalkan sekolah Sagita. Sedangkan Sagita, dan Afif, hanya diam di dalam perjalanan pulang. Karena mereka, capek ribut terus di dalam mobil.
* * *
            Sesampainya di rumah, Sagita masih saja bertengkar dengan Afif  lagi. Sampai – sampai, Oncy  langsung turun tangan. Memisahkan, kedua adik kandungnya yang sedang berantem.
“ Woi! stop. Jangan berantem terus, adik – adikku. Berisik tahu, ganggu orang tidur siang.” kata Oncy, kesusahan memisahkan adik – adiknya.
“ Bang Afif, itu lho yang mulai duluan.” kata Sagita marah.
“ Ye! suka – suka aku, dong. Mau ngusilin siapa, gak ada yang mengatur.”kata Afif tidak mau kalah sama adiknya.
“ Eh, sudah stop! Kalian berdua, jangan ribut lagi. Kasihan Bunda, tidur siangnya terganggu.” kata Ray kakak tiri Sagita,  yang juga ikut turun tangan melerai Sagita dan Afif.
“ Ray, kamu ajak Sagita ke kamarnya sana ganti seragam. Aku mau ada urusan dulu, sama Junkring satu  ini.”pintah Oncy kepada Ray.
“ Oke, Cy. Ayo, adek.  Ikut sama aku, ya. Entar kamu, aku pinjemin mobil remot control, ya “ bujuk Ray sambil merangkul pundak Sagita.
“ Aku bisa masuk sendiri,  tidak usah di anterin sama kamu.“ kata Sagita cuek, melepaskan rangkulan Ray dan meninggalkan halaman depan dengan kakak – kakaknya lain.
“ Sabar ,ya Ray.  Lama – lama,  dia bisa menerima kamu jadi kakaknya.” kata Oncy menenangkan hati saudar tirinya.
“ Tapi, sampai kapan aku dan Petra nunggu dia menganggap kita berdua kakak tirinya?”tanya Ray sedih. “ Bang Ray , berdoa saja. Biar Sagita, luluh hatinya dan menerima semua kenyataan ini.” jawab Afif sambil menepuk pundak Ray.
“ Ah , Jungkring. Tau apa kamu, masih kecil  tidak boleh tahu”ujar Oncy kepada Afif.
            Sedangkan di dalam rumah, Sagita masih mengoda pembantu yang latah. Setelah itu, dia pergi ke lantai atas untuk ganti seragam. Pada saat naik ke atas,  di bertemu dengan Petra kakak tirinya sekaligus adik kandung Ray .
“ Eh , baru pulang dek ? “ tanya Petra akan mebelai Sagita tapi ia menepisnya .
“ Iya “ jawab Sagita .
“ Eh , entar sore mau gak ikut aku main basket ? Kata bang Ariel kamu jago main basket “
“ Enggak , terima kasih “ jawab Sagita meninggalkan Petra  dan masuk kamarnya  dengan membanting pintu .
“ Dek , kenapa sih kamu gak bisa menerina aku sebagai kakak tiri kamu , aku juga sayang sama  kamu  seperti Abang –  abang  yang lain “kata hati Petra menuruni tangga . Sedangkan Sagita di kamarnya ganti  seragam  sambil melihat  foto keluarga yang sekarang  .
“ Bunda , bang Ray , Bang Petra maafin Sagita ya , bukannya Sagita tidak sayang sama kalian tapi Sagita perlu waktu dulu untuk menerima kalian sebagai keluarga “ kata Sagita sambil memeluk foto keluarga .
* * *
            2  tahun kemudian Sagita masuk SMA yang sama dengan Ryan , Kiki , dan Dide . Tapi ada yang berubah di antara mereka yaitu Ryan dan Sagita telah berpacaran sejak mereka SMP .
“ Ta , sudah ganti belum ? Kasihan tuh Ryan nugguin kamu di ruang makan “ tanya Bundanya sambil mengetok pintu kamarnya .
“ Sudah Bunda “ balas Sagita keluar dari kamarnya .
“ Ya sudah cepat turun ya , kasihan tuh Ryan nuggu  kamu  di ruang makan “ kata Bundanya . Lalu Sagita turun menuju ruang makan  .
“ Tumben pagi banget jemputnya ? “ tanya Sagita sambil merebut roti di tangan Petra .
“ Adek , kebiasaan deh “ kata Petra .
“ He ... he ... he ... Sory don’t wory , Bang “ kata Sagita  sambil duduk di sebelah Ryan .
“ Iya Ta , tadi jam 5 Bu Fatimah minta  antar  ke pasar dan sekalian jemput kamu bareng sekolah “ jawab Ryan sambil melahap rotiya .
“ Oh , jadi gitu “ kata Sagita sambil menganggukan kepalanya .
“ Trus , dua tuyul teman kamu ke mana  kok gak bareng “ tanya Oncy .
“ Siapa tuh dua tuyul Cy  ? “ tanya Ryan heran .
“ Itu lho Dide sama Kiki “ jawab Oncy .
“ Oh , kalau mereka sih berangkat sama ceweknya sendiri – sendiri , Cy “ jawab Ryan . Setelah sarapan mereka pamit ke pada orang tua  berangkat sekolah dan mereka tancap gas meninggalkan rumah .
* * *
            Sedangkan di sekolah Kiki dan Dide menunggu Ryan dan Sagita datang ke sekolah , Kiki datang dengan pacarnya sedangkan Dide tidak datang dengan Lita pacarnya karena ia sedang sakit .
“ Tumben Did , biasanya berangkat sama Lita sekarang enggak ? “ tanya Kiki .
“ Kata pembantunya di rumah dia sakit , tapi dia sakit apaan aku gak tau “ jawab Dide .
“ Emang kamu gak tanya dia sakit apaan ? “ tanya Kiki
“ Pernah sih aku tanya dia sakit apaan , tapi dia sering bilang sakit kepala biasa . Kalau sakit kepala biasa mengapa dia sering mimisan dan gusinya sering sekali ngelaurin darah “ jawab Dide.
“ Tapi , kamu bisa cari informasi yang lainkan tentang sakitnya Lita “ tambah Ria ceweknya Kiki .
“ Percuma Ri , orang tuanya gak kasih tahu apa – apa tentang penyakitnya Lia “ kata Dide .
“ Pagi semuaaaaaaaaaaaa..... ! “ sapa Ryan dan Sagita  kepada teman – temanya .
“ Waduh makin lengket  aja nih kalian berdua “ kata Dide .
“ Iya  ,nih mentang – mentang pacaran 2 tahun tambah lengket aja “ goda Ria .
“ Ah ,   biasa aja “jawab Ryan .
“ Eh , kayaknya ada yang kurang deh diantara kita , Lita mana ? “ tanya Sagita .
“ Tahu deh Ta , sudah beberapa hari ini dia gak masuk sekolah dan setiap hari aku jemput kata nyokapnya dia masih sakit “ jawab Dide  sedih .
“ Sudah dong jangan sedih Did , mungkin Lita gak mau di ganggu “ kata Ryan merangkul sahabatnya itu.
Lalu mereka semua,  berjalan menuju kelas mereka masing – masing.
“ Duh , Lita emang sakit apa sih sebenarnya beberapa hari gak masuk sekolah lagi , kalau gak  ada dia kita gak bisa ngedate bareng nih “ keluh Ria .
“ Anak – anak sudah tahu apa belum ya Lita sekarang sakit leukimia stadium angkut di rumah sakit ? “ tanya Sagita dalam hati sambil duduk di bangkunya .
“ Ta , kamu gak pa – pa  ?” tanya Ria .
“ Aku  gak pa – pa kok “ jawab Sagita kaget .
Handphone  kamu begetar tuh kayaknya ada sms tuh “ kata Ria .
Lalu Sagita mengambil Hpnya  dari saku seragamnya dan membaca sms itu .
Ta , ini tante mamanya Lita . Kondisi Lita sekarang sangat kritis
  Dia terus menerus memanggil Dide berkali – kali . Kasihan dia
 Melawan sakitnya sendiri dan dia tidak bilang sama Dide karena dia
 Sangat sayang kepada Dide . Sagita , tante mohon nanti setelah pulang sekolah
 Kamu dan teman – teman dekat Lita datang ke rumah sakit ya , termasuk Dide kamu ajak .
Dari :
Nyokapnya Lita  “ isi pesan itu .
“ Dari siapa tuh Ta ? “ tanya Ria .
“ Dari nyokapnya Lita “ jawab Sagita .
“ Trus  , kata nyokapnya apa ? “
“ Lita tadi malam masuk rumah sakit , terus nyokapnya telefon aku sama Ryan menuju rumah sakit . Dan tadi nyokapnya bilang Lita kondisinya semakin kritis , dia semalaman manggil – manggil Dide terus . Sorry ya Ri aku gak bilang dari tadi kalau aku sama Ryan tadi malam  jenguk  Lita “ jelas Sagita .
“ Gak pa – pa kok Ta aku ngerti . Tapi , bagai mana Dide ? “
“ Nanti  setelah pulang sekolah kita bareng – bareng ke rumah sakit sama ngajak Dide juga “  jawab Sagita merangkul  sahabatnya .
* * *
            Beberapa jam kemudia bel berbunyi menandakan jam pelajaran usai dan semua murid – murid pulang kerumah masing – masing .
“ Eh , sebenarnya kita mau kemana sih ? “ tanya Dide heran di parkiran .
“ Sudah deh kamu diam aja ayo cepet naik “ jawab Kiki sambil menyuruh Dide  ke boncengannya .
“  Terus  , motor aku siapa yang bawa entar kalau aku boncengan sama kamu ? “ tanya Dide masih bingung .
“ Entar Sagita  yang bawa motor boncengan sama Ria ,sekarang cepat naik  “ pintah Kiki .
 “ Yaaa , aku sendirian nih “kata Ryan memakai helmnya  dan mestater sepedanya .
“ Nih , kuncinya Ta . Tapi inget  jangan di habisin bensinnya nih tadi pagi baru aku isi “ kata Dide sambil memberikan kunci motornya .
“ Rebes deh , kalau motor kamu  di pakai Sagita irit deh “ kata Ria .
“ Iya , irit soalnya Sagita tukang ngebut “ kata Ryan bercanda .
 Sagita hanya melototi Ryan karena Sagita sangat sebel sama dia dan geram sekali .
“ Hoey , ayo buruan berangkat bercanda mulu “ kata Kiki mestater motornya.
Lalu mereka naik di kendaraan masing – masing dan tancap gas meninggalkan sekolah . Selama di perjalanan Dide masih heran dan bertanya kepada Kiki  tapi dianya menjawab .
“ Sudah deh kamu diam aja entar kamu juga tahu. “
* * *
Sesampainya di tempat tujuan , mereka berhenti di sebuah rumah sakit khusus penyidap kanker .
“ Hah ? ini kan rumah sakit tempat Ryan sering kemoterapi “ kata Dide dalam hati turun dari motor .
“ Siapa yang sakit di sini, sih Ki ? “ tanya Dide penasaran.
“ Sudah deh  entar kamu tau siapa yang sakit di sini  “ jawab Ryan merangkul Dide .
Lalu mereka berlima masuk ke dalam rumah sakit dan berjalan menuju ruangan yang di tuju . Beberapa saat kemudian mereka sampai di ruang ICU  .
“ Tante Mia, “ panggil Dide terkejut .
Melihat wanita paruh baya duduk menangis terisak di pelukkan suaminya .
“ Akirnya kamu datang Dide , Lita panggil – panggil kamu terus semalaman dan kondisinya semakin kritis “ kata tante Mia menangis .
“  Tante , sebenarnya Lita sakit  apa ? “ tanya Dide .
“ Lita punya penyakit leukimia stadium akhir , tadinya dokter mevonis  stadium akir dan tadi mlm entah mengapa tiba – tiba penyakitnya tambah parah “ jelas tante Mia .
Sesaat kemudian,  seorang perawat keluar dari ruang ICU untuk memanggil Dide.
“ Maaf , di antara kalian ada yang bernama Dide ? “tanya seorang perawat .
“ Saya Dide, mbak “ jawab Dide .
“ Saudara di panggil pasien , silakan masuk “ jawab perawat itu .
Lalu Dide, menganggukan kepalanya dan memasuki ruang ICU bersama perawat itu .
“ Dide ... Dide ...  kamu di mana Did “ panggil Lita lemah .
“ Aku di sini Lit , aku datang buat kamu “ kata Dide  sambil memegang tangan Lita dan membendung tangisnya .
Setelah itu,  Lita membuka matanya dan melihat Dide di sebelahnya yang sedang menundukan kepalanya.
“ Did , maafin aku ya . Aku telah menyembunyikan semua ini ke kamu “ kata Lita dengan wajahnya pucat .
“ Gak pa – pa kok Lit , kamu pasti sembuh “ jawab Dide .
“ Did , aku minta satu permintaan buat kamu “. Dide hanya bisa mengangguk dengan pelan .
“ Aku ingin kamu mencari penganti aku karena aku merasa hidupku tak beberapa lama lagi “
“ Tapi  Lit , aku sayang sama kamu aku gak mau kamu ninggalin aku sendirian“ jawab Dide tidak bisa membendung  air matanya .
Akan tetapi,  Lita tidak peduli dengan ucapan Dide dan ia terus mengatur pernafasannya agar normal.
“ Did , kamu mau gak  peluk aku ? “ kata Lita semakin lirih .
Lalu Dide, menuruti kemauan ke inginan kekashnya dengan  memeluk Lita dengan erat penuh cinta dan persaan.
“ Did , kamu janji akan mencintaiku ? “ tanya Lita nafasnya semakin berat .
“ Aku janji Lit , aku akan mecintaimu dan melindungi kamu . Dan kamu juga harus janji kamu harus sembuh  “ jawab Dide .
“ Did , aku pasti akan selalu ada di hatimu walau akirnya kita di pisahkan oleh tuhan “ kata Lita menghembuskan nafasnya yang terakir .
“ Maksud kamu apa sih Lit ? “ tanya Dide melepaskan pelukannya , tapi Lita sudah tidak bernyawa.
“ Gak mungkin , Lita bangun  Lit , jangan ninggalin aku “ kata Dide tapi tidak ada jawaban dari Lita .
Inna lillahi wa inna lillahi rojiun “ kata Dide menangis  dan mencium kening Lita . Dokter dan perawat yang memeriksa hanya bisa diam karena Lita tidak bernyawa lagi  sedangkan orang tua Lita hanya bisa mengiklaskan Lita pergi .
* * *
            1 minggu sudah Lita di makamkan tapi suasana duka masih ada di dalam hati Dide . Tetapi dia masih bisa mengiklaskan Lita pergi .
“ Braaaaaaaaakkk........!” terdengar suara tabrakan keras dari arah jalan raya dekat sekolah SMA .
“ Woey .... ada kecelakaan “ teriak seseorang yang melihat kejadian itu . Lalu semua orang berlarian menuju tempat kejadian .
“ Ada apa sih , rame banget biasanya gak ada kecelakaan di jalan ini ? “ tanya Kiki yang melintas di jalan itu .
“ Tau deh Ki , kita liat yuk “ jawab Dide mengajak Kiki meliat apa yang terjadi di jalan . Saat melihat korban kecelakaan mereka kaget .
“ Ya Allah , Ryan , Sagita “ kata Kiki terkejut . Sedangkan Dide mengangkat tubuh Ryan yang bersimbah darah .
“ Pak ,tolong teman saya “ kata Dide menangis .
“ Sabar ya , dek sebentar lagi Ambulan datang “ jawab seorang ibu . Sesaat kemudian Ambulan datang dan membawa Ryan dan Sagita ke rumah sakit .
Kiki dan Dide mengikuti dengan membawa kendaraan masing – masing . Dide mengendarai kendaraan dengan air matanya berlinang .
* * *
Tak ada yang abadi .... Tak ada yang abadi suara nada dering handphone  punya Aril .
“ Siapa sih yang telfon ganggu orang basket aja  “ kata Ariel mengambil handponenya dari saku .
“ Tumben banget nih tuyul keriting telpon “ batin Aril .
“ Hallo , Ki . Ada apa ? “
“ Hallo Bang ,  adik kamu Sagita masuk rumah sakit , tadi pada waktu pulang sekolah Sagita dan Ryan  kecelakaan. Buruan ke sini ya , Bang “ jawab Kiki mematikanHpnya .
“ Hallo , hallo . Ah , di matiin lagi “ kata Aril .
“ Bro , telpon dari siapa ? “ tanya Rudy .
“ Dari teman adek aku , katanya adek aku sam cowoknya kecelakaan “ jawab Aril mengambil tasnya .
“ Trus , basketnya ? “
“ Kamu kan bisa main sama temen yang lain Rud “ kata Aril mestater sepedanya dan tancap gas .
Srlama di perjalanan Aril hanya bisa berdoa supaya Sagita tidak kenapa – kenapa .
Sedangkan di musolah  rumah sakit Kiki dan Dide berdoa sambil menunggu dokter keluar dari ruang UGD
 Ya allah ya robby , aku bertekuk lutut di hadapan –Mu ,aku bersimpuh di hadapan  - Mu . Hamba ingin ke sembuhan ke dua teman hamba dan jangan engkau ambil salah satu dari mereka hamba sudah cukup menjalani cobaan yang engkau berikan , engkau telah mengambil kekasih hamba dan saat ini hamba tidak mau ada kejadian seminggu yang lalu ya Allah . Amin ... amin ya robbal allahmin .” kata hati Dide . Setelah berdoa Dide kaget melihat ada yang menupuk pundaknya .
“ Uki ? “kata Dide kaget .
“ Hai Did , siapa yang sakit kok kalian berdua di sini ? “ tanya Uki .
“ Adek kamu sama Ryan tadi siang kecelakaan saat pulang sekolah “ jawab Kiki . Mendengar hal itu Uki sontak kaget .
“  Astagfirllah , yang benar Ki ? “ tanya Uki . Mereka berdua hanya menganggukan kepala saja .

* * *


            2  bulan kemudian Ryan dan Sagita masih koma , alat – alat medis masih melekat di tubuh mereka . Beberapa saat kemudian Ryan sadarkan diri .
“ Dide ... “ panggil Ryan . Dide yang menunggu dia sadar bangun dari tidurnya di sofa .
“ Ryan , kamu sudah sadar. Aku panggilkan doter ya “ kata Dide akan memanggil dokter tapi di tahan oleh Ryan dengan menarik tangannya .
“ Tidak usah Did , kamu duduk saja dulu di sini . Aku sudah sadar tadi malam “ katanya  pelan . Lalu Dide menuruti kemauan Ryan dan duduk di sebelahnya .
“ Kenapa  Yan ? “ tanya Dide memegang tangan sahabatnya itu .
“ Did , mungkin ini sudah waktunya aku bilang sama kamu “ kata Ryan suara lemah .
“ Maksud kamu apa Yan ? “ tanya Dide heran .
“ Ka ... kamu mau gak jadi pengganti aku buat Sagita ? “
“  Masud kamua apa Yan , aku gak ngerti ? “
“ Aku tahu kok Did , sejak SMP kamu suka sama Sagita kan ? “
“ Iya , tapi itu masa lalu Yan , sejak saat itu aku iklas kalau kalian jadian . Sampai sekarang Sagita itu pacar kamu ,Yan ? “
“ Did , aku merasa hidupku tak lama lagi “ aku Ryan dengan nafasnya dengan berat .
“ Yan , kamu jangan bercanda deh “ mata Dide berkaca – kaca . Tapi Ryan hanya diam dan memberikan senyuman terhadap sahabatnya .
“ Did , ini ada dua surat yang amplop warna hitam untuk kamu sedangkan amplop warna pink ini buat Sagita “ kata Ryan memberikan ke dua amplop itu kepada Dide . Beberapa menit kemudian nafas Ryan semakin berat dan akhirnya ia menghembuskan nafasnya yang terakhir  dengan meninggal kan pesan buat Dide .
“ Thanks Did , kamu jadi sahabatku selama ini “
“ Tit............! “ bunyi alat pendeteksi denyut jantung yang di pakai Ryan .
“ Ryaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnn............... ! “ teriak Dide dan memeluk sahabatnya itu lalu air matanya keluar tak bisa dibendung lagi .
“ Ryan , aku janji akan menjaga Sagita buat kamu . Aku juga gak akan buat Sagita sedih dan menangis “ kata Dide dalam hati .  Ibu Ratih yang mengasuh mereka bertiga mulai dari kecil mendengar kabar Ryan meninggal dunia lansung shok dan berusaha tegar .
* * *
            2 hari kemudian setelah Ryan di makamkan , Dide dan Kiki merasa kehilangan orang yang mereka kasihi. Sebab Ryan di panti sering cerewet bila ada barangnya yang hilang , sedangkan Dide menyoreti foto bersama yang baru di cetak beberapa minggu yang lalu .
“ Sekarang gak tinggal kiata berempat , tinggal aku , Kiki , Sagita dan Ria . Ryan dan Lita gak ada lagi  “ kata Dide dalam hati sambil meletakan fotonya dan melihat pemandangan di sekitar panti .
“ Did , ke rumah sakit yuk , kata Bang Uki  Sagita sudah sadar dari tadi malam “ ajak Kiki memakai jaket levisnya .
“ Bosen Ki , apa lagi bensin aku habis “ jawab Dide akan membaringkan badannya di tempat tidur tapi dia di tarik Kiki  supaya bangkit .
“ Entar , kita boncengan aja nih pake jaket kamu “ pintah Kiki melemparkan jaket Dide .
            Sedangkan di rumah sakit Sagita tidak tahu kalau Ryan sudah tiada sebab kakak – kakaknya tidak berani memberitahu dia soal meninggalnya Ryan .
“ Bang, Ryan mana ? “ tanya Sagita pada Ray dan Petra .
Ray dan Petra hanya saling pandang, mendengar petanyaan adik tirinya itu.
“ Abang gak tahu dek , abang saja baru pulang dari bandung, “ jawab Ray bohong .
“ Dide sama Kiki mana sih, kok belum datang ? “ tanya Sagita .
“ Adek , makan dulu, yuk sambil nunggu Dide dan Kiki. “ jawab Petra akan menyuapi Sagita . Lalu Sagita, menuruti kemauan abangnya.  Sesaat kemudian setelah Sagita makan , Kiki dan Dide datang dengan membawa surat titipan dari Ryan . Sebelum memberikan surat itu Kiki memberi tahu kalau Ryan sudah meninggal dunia  2 hari yang lalu .
“ Ki , gak mungkin Ryan meninggalkan aku “ kata Sagita tidak percaya .
“ Ta, ini mungkin berat bagi kamu . Tapi kita harus mengatankannya ke kamu “ kata Dide membendung air matanya .
“ Iya  Ta , dan ini ada titipan dari Ryan sebelum dia meninggal dunia “ kata Kiki memberikan surat dari Ryan .
Untuk cintaku dan sekaligus sahabatku,
Sagita , maafka aku yang telah meninggalkan kamu untuk selama  -  lamanya dan maaf  aku telah menyakiti hati kamu . Sebelum kecelakaan terjadi  sebenarnya aku  punya penyakit tumor  di bagian otak  yang cukup parah sehigga dokter memvonis hidupku gak akan lama lagi . Aku terpaksa tidak bilang sama kamu , Ibu , dan Kiki  hanya Dide yang tahu tentang penyakitku . Karena aku tidak mau semua semua sedih karena aku , semua susah karena aku . Aku tahu selama kita pacaran aku telah bohong sama kamu . Dan aku hanya bisa memberikan kata terakhir buat kamu  yaitu maa f dan terima kasih kau menjadi lentera dalam hidupku .
From love you 
Ryan
Setelah membaca surat itu Sagita merasa sedih dan kehilangan sese orang yang ia cintai .
“ Ryan , kenapa kamu meninggalkan aku selama – lamanya ? “ tanya hati Sagita .
* * *
            5 Bulan kemudian setelah Sagita keluar dari rumah Sakit , ia kembali ke sekolah dan bertemu dangan teman – temannya . Ia mencasemua pelajaran yang selama ini tertinggal . Untungnya di rumah ke  dua kakak tirinya dan ke 5 kakak kandungnya membantu , Kiki dan Dide juga membantunya belajar dengan meminjamkan buku catatan yang dulu mereka masih kelas 1 .
“ Ta , aku ... aku “ kata Dide ragu pada saat di taman sekolah bersama Sagita pada saat istirahat .
“ Kenapa sih Did , kok ragu gitu ? “ tanya Sagita makan snack yang dia beli di kantin .
Aku ... tresno  karo kuwe Ta  ( Aku suka sama kamu Ta ) “ jawab Dide memegang ke dua tangan Sagita .
“ Hah ? Apa Did , yang kamu katakan tadi “ tanya Sagita kaget dan melepaskan tangannya .
“  Aku suka sama kamu sejak kita masih SMP , tapi dulu aku terlambat menyatakannya dan kamu milih Ryan “ jawab Dide .
“ Trus , kenapa kamu dulu pacaran sama Lita ? “.
“  Karena dia mirip banget sama kamu Ta “.
“ Tapi Did , aku perlu waktu memikirkan itu karena aku maih belum melupakan Ryan “ .
“ Kamu tidak usah men jawabnya sekarang , aku akan menunggu  jawaban dari kamu dari kamu “ .
Tak beberapa lama kemudian awan cerah menjadi mendung dan turun hujan membasahi taman , Sagita berlari meninggalkan taman sekolah dan kembali ke kelasnya sedangkan Dide masih berdiri di taman sehingga seragam putih abu – abunya basah .
* * *
            Di panti asuhan “ KASIH IBU “ Dide  termenung di depan teras , dia duduk dan memainkan gitarnya dengan melihat suasana hujan gerimis yang membasahi halaman panti .
“ Dide “ panggil Bu Ratih sambil menepuk pundak Dide dari belakang .
“ Aduh ibu , ngagetin aku saja “ kata Dide meletakkan gitarnya di seblahnya .
“ Di cariin kemana  - mana ternyata di sini “ kata Bu Ratih .
“ Maaf ya Bu , soalnya saya gerah di dalam mendengar Kiki sama si cadel bramtem terus “
“ Siapa itu Si Cadel ? “
“ Itu lho Bu , Adon “
“ Oh ya  Did , kamu masih ingat orang yang mau ngadopsi kamu dulu ? “
“ Dide masih ingat Bu , memangnya  kenapa ? “
“ Sebenarnya Did , mereka sudah mengadopsi kamu sejak kecil . Tapi , karena kamu , Kiki , dan Ryan mempunyai perjanjian tidak mau ada yang mengadopsi di antara kalian dan mau di adopsi kalau di antara sudah meninggal . Mereka tetap mengadopsi kamu meskipun kamu tinggal di panti ini “.
“ Kenapa ibu gak bilang sama Dide dari dulu ? “
“ Ibu takut kalau ibu akan menghancurkan persahabatan kalian bertiga . Dan bulan depan orang tua angkat kamu datang ke sini untuk mengambil kamu dan kamu akan di sekolahkan di jakarta “ .
 Mendengar hal itu hati Dide bagai di sambat petir , ia tidak menduga kalau dia sudah di adopsi .
“ Ini mengapa bisa terjadi padaku , aku munggu  jawaban seseorang di sini dan bulan depan aku akan meninggalkan dia “kata Dide dalam hati .
* * *
            Pada mlam hari Sagita tidak bisa tidur karena dia masih mengingat perkataan Dide .
“ Dide suka sama aku ? Gak mungkin dia suka sama aku . Aku kan masih ingat Ryan dan aku juga tidak bisa melupakan Ryan “ kata Sagita dalam hati . Sedangkan di tempat lain Dide tidak bisa tidur karena memikirkan hal itu .
“ Kamu lagi mikirin apa Did ? “ tanya Kiki duduk di sebelah Dide .
“ Aku lagi bingung Ki , bulan depan aku berangkat ke jakarta dan aku akan di sekolahkan di sana ? “ jawab Dide .
“ Terus , kenapa kamu bingung ? “
“ Di sini aku menunggu  jawaban dari seseorang yang aku cintai Ki “
“ Sampai kapan kamu menggu jawaban dari dia ? “
“ Enggak tahu Ki , mungkin sampai bertahun – tahun aku harus menunggu dia “
“ Dide , Dide . baru kali ini kamu nembak cewek sampai harus menggu dia “
“ Sudah ah , aku mau tidur ngantuk banget nih “ kata Dide pergi ke kamarnya .
“ Dasar , Dide “ kata Kiki mengacak – ngacak rambut Dide .
* * *
            Bulan berikutnya pada siang hari Sagita bermain basket di halaman rumah bersama Uki dan Ariel .
“ Dek , kamu kok tumben pulang sekolah langsung pulang biasanya main dulu sama Kiki dan Dide sampai pulang sore ? “  tanya Uki . Sagita hanya diam dan medrible bola .
“ Lho kokdiam sih , di tanyain kakaknya juga ? tanya Uki lagi sambil merebut bolanya .
“ Ya malas aja Bang “ jawab Sagita mengambil bola dari Uki .
“ Dek ........... ! Tadi Kiki telepon kamu sekarang di suruh ke bandara “ teriak Ray .
“ Emangnya kenapa Bang ? “ tanya Sagita .
“ Dide mau berangkat ke jakarta “ jawab Ray .
“ Hah , Dide mau ke jakarta ? Kok gak bilang – bilangsih  “ tanya Sagita dalam hati sambil membanting bola dan bolanya mengenai hidung Ariel .
“ Aduh , adek sakit nih “ keluh Ariel sambil memegang hidungnya . Tapi Sagita tidak peduli dan meninggal kan ke dua kakaknya di halaman .
“ Bang Andika . . . . . ! Anterin aku ke bandara . . . . . . . . . . . . . . ! “ teriak Sagita .
“ Woi mulut ember diam jangan teriak – teriak , aku lagi nelpon sama cewekku nih “ bentak Afif .
“ Ah, diam kamu jungkring . Bang Andika cepet “ balas Sagita .

* * *
            Sedangkan di bandara Dide bersama orang tua angkatnya  akan naik pesawat dan sebelumnya Dide pamit dulu kepada Bu Ratih dan Kiki .
“  Bu , terima kasih ya . Ibu sudah mengasuh Dide sejak kecil “ kata Dide mencium tangan Bu Ratih .
“ Hati – hati di jalan Did . Sering –  sering kasih kabar kalau sudah di sana “ pesan Bu Ratih . Dide hanya mengangguk .
“ Ki , aku titip ini buat Sagita , kelihatannya dia terlambat datang ke sini “ kata Dide memberikan kado berwarna biru laut kepada Kiki .
“ Aku akan sampaikan in i kepada Sagita Did “ balas Kiki sambil matanya berkaca – kaca dan mereka berpelukan untuk perpisahan mereka .
“ Ayo Dide kita berangkat “ ajak orang tua angkatnya . Dide berjalan dan melambaikan tangannya ke pada Kiki dan Bu Ratih .
“ Selamat tinggal Semarang  , selamat tinggal Sagita . Aku akan menanti jawaban di hatimu sampai kita di bertemu lagi “ kata hati Dide  berjalan menuju pesawat . 
            Beberapa menit kemudian  setelah Dide naik pesawat Sagita datang terlambat ke bandara , ia berlari mengejar Dide .
“ Dide . . . ! “ teriak Sagita berlari berlari . Lalu di cegah oleh Kiki .
“ Ta , sudah terlambat Dide sudah berangakat “ kata Kiki .
“ Tapi Ki , kenapa Dide tidak bilang ke aku kalau dia pindah ke jakarta ? “ tanya Sagita .
“  Sagita , Dide tidak mau memberi kamu tahu kamu karena kamu orang ia cintai “ jawab Bu Ratih.
“  Tapi bu , aku juga temannya Dide “ kata Sagita .
“ Sudah deh Ta , kamu bisa lihat Dide . Nih dia memberikan sesuatu buat kamu “ kata Kiki memberikan kado itu kepada Sagita .
“ Ini apaan Ki ? “ tanya Sagita .
Wes ta , ojok kakean  takok ( Sudahlah , jangan kebanyakan tanya – Red ) , buka aja tapi jangan di sini  haru di rumah “ kata Kiki .
“ Iya cerewet “ ejek Sagita .
“ Ao kita pulang kasihan anak – anak panti “ajak Bu Ratih . Lalu mereka bertiga berjalan keluar dari bandara .
* * *
 “ Ta , lihat deh aku sekarang mau nyanyi apa ? Pasti kamu gak tahukan ? Dengerin ya “ kata Dide sambil memainkan gitar nya .
Bila saatnya ...
Ku temukan indah di hatimu
Berpa lama aku harus menunggu
Cahaya matamu menghiasi hatiku
Andai kau tahu dalam lelap  ku sebut namamu
Reff : Aku masih menunggumu bicara
  Ku nanti jawaban di hatimu
 Dalam lelap ini dalam diam ini
Ku masih menungu....
 Ku harap nanti waktu yang akan mememukanmu
 Apakah nanti hati mu masihkah milik ku
Ku mohon dengarkan aku bicara
Ku nanti jawaban di hatimu
Adakah diriku dalam hatimu
Dan saatnya kutemukan indah di hatimu  .
 Suara Dide di video yang di putar oleh Sagita setelah membuka kado dari Dide di kamarnya   ia sambil menangis dan memca surat dari Dide .
Dear sahabatku sekaligus orang yang aku sayangi ,
Sagita , maafin aku sebelumnya aku tidak memberi tahu kamu kalau aku di adopsi dan di pindah kan ke Jakarta . Aku sengaja menyanyikan lalu ini karna aku menunggu  jawaban  dari hati kamu karena berminggu – minggu kamu belum memberikan  jawaban yang tepat sampai akhirnya aku dakan di bawa ke Jakarta .
Ta , kamu adalah salah satu orang cinta pertamaku walaupun aku akhirnya Lita  jadi pacar aku selama 1 tahun dan sekarang dia meninggalkan aku untuk selama – lamanya . Thanks , atas persahabatan kita  dan aku akan menunggu kamu walau waktu yang akan menemukan kita .
I LOVE  YOU MY FRIEND
Love 
Dide 
“ Duh , kasihan banget tuh mulut ember , sudah kedua kalinya dia nangis  gara – gara cowok  “ kata Afif mengintip Sagita di pintu kamar adiknya itu bersama saudara – saudaranya .
“ Fif , jangan ngejek kayak gitu ah  , itu kan adik kita satu – satunya di rumah “ jawab Ariel .
“ Ada dua cewek bang yang ada di rumah “ balas Afif .
“ Siapa fif,  yang satunya ? “ tanya mereka serentak .
“ Bunda, istrinya Papa “ jawab Afif sambil lari meniggalkan kakak  -  kakaknya . 
* * *
            4 tahun kemudian Sagita menjadi seorang mahasiswa di Semarang bersama Kiki dan Afif.
“ Ciyeee . . . . . adek kalung dari Dide di pakai nih “ goda Afif di kantin kampus . Penampilan Sagita memang sedikit beda dari pada waktu SMA  , dulu dia berangkat  sekolah memakan rok panjang dan berjilbab sekarang kalau ke kampus pakai T - sirt  lengan panjang , pakai levis model cowok dan gak ketinggalan jilbab yang dia model sendiri dengan kaca mata minusnya .
“ Emang aku pikirin apa “ jawab Sagitsa Sambil minum es tehnya .
“ Ta , kamu gak ada jam kuliah kok nyelonong ke kantin ? “ tanya Kiki .
“ Ada , tapi sebentar lagi , Ki “ jawab Sagita .
“ Oh , gitu . Eh , kamu tadi di cariin Erik tuh , katanya mau ngajak balapan lagi “ kata Kiki .
“ Bilangin aja , ke dia kalau aku banyak tugas  kuliah nih “ kata Sagita sambil melihat jam di tangannya .
“ Eh , bang afif . Nanti bayarin es tehnya ya , aku ke buru – buru nih masuk kelas “ kata Sagita meninggalkan kantin .
“  Ya ampun  Tuhan , ngimpi apa aku semalam . Padahal dia kemarin menang balapan dapat uang banyak , masih saja minta aku bayarin “ kata Afif sebel .
“ Gak pa – pa Fif ,  amal dikit sama adeknya kenapa ? Jadi kakak tuh harus  exstra sabar kalau menghadapin adek kayak Sagita “ saran Kiki .
* * *
            Saat Sagita berjalan di dekat korido kampus menuju kelasnya tiba – tiba dia tidak sengaja  bertubrukan dengan cowok tinggi  dan berkaca mata dengan kaos kuning dari arah berlawanan , sehingga buku yang di bawa mereka jatuh semua . Dan tanpa mereka sadari buku yang mereka bawa tertukar sebab warna buku dan bentuknya sama .
“ Kalau jalan pakai mata dong , Mas “ kata Sagita membereskanbukunya yang terjatuh .
“ Maaf , Dek . Aku terburu – buru “ kata cowok itu tak lain adalah Dide yang sudah kembali lagi ke Semarang  . Setelah Sagita membereskan buku –bukunya ia melanjutkan jalannya menuju kelas tapi perasaan Sagita aneh  yang memberhentikan langkahnya  pernah lihat cowok itu  .
“ Tuh orang kayak pernah ketemu deh ?  “ tanya Sagita dalam hati dan melanjutkan langkahnya . Sedangkan Dide berjalan perlahan dan melihat Sagita yang sedang berjalan menuju kelasnya .
“  Sagita , mengapa  tuh cewek mirip Sagita ya ? “ tanya Dide dalam hati .
“ Ah , mungkin perasaan aku saja kali “ kata Dide melanjutkan jalannya .
* * *
            Saat di kelas Sagita kaget melihat bukunya  yang ketukar tadi namanya berbeda saat , dia ingin menulis kata hatinya .
“  Vi , kamu tahu gak in bukunya siapa ? “ tanya Sagita pada Viona .
“ Gila ya kamu Ta , ini bukunya Dide asisten dosen kita yang baru “  kata Viona .
“  Aduh gimana nih Vi , tadiaku sama dia bertubrukan “ kata Sagita .
“ Wah , bagus dong Ta . Kamu bisa tabrakan sama dia “
“ Tabrakan sama dia kok di bilang bagus  “
“ Ya iya lah Ta , kamu banyangin aja dia tuh sedang menunggu  jawaban dari seseorang yang ia cintai lama banget deh , pas banget sama kamu lagi mau menjawab pernyataan cowok  eh , malah cowok itu pergi keluar daerah karena di adopsi “
“ Kamu tahu dari mana soal itu ? “
“ Dari abang kamu , Afif  “
“ Duh ngapain sih jungkring buka rahasia aku segala “ kata hati Sagita .
* * *
            Beberapa jam kemudian Sagita keluar kelas karena mata kuliah sudah selesai dan waktunya pulang . Pada saat dia berjalan menuju taman untuk pulang bersama Kiki .
“ Pulang yuk Ki “ ajak Sagita .
“ Eh , ke kantin dulu yuk aku lapar banget nih “ kata Kiki  sambil menyeret Sagita ke kantin .
“ Perut aja kamu urusin aku mau cari  orang  tadi nih bukunya tertukar sama aku tadi “ kata Sagita .
“ Entar , ketemu di kantin “ balas Kiki . Lalu mereka berjalan menuju kantin karena  Kiki kelaparan . Sesampainya di kantin mereka memesan makanan ke sukaan mereka yaitu nasi  goreng  dan mendengar pembicaraan orang yang lagi gosip .
“ Bro , bukuku tadi ketukar dengan bukunya anak semester 1 “ kata Dide yang sedang duduk dengan temannya di belakang Sagita dan Kiki .
“ Lagian ,  punya buku sama bentuknya “ ejek temannya  .
“ Eh , nih buku bentuknya sama tuh karena sebagai tanda persahabatan “
“ Iya , tanda persahabatan dan cinta kamu ya kan ? “ .
Mendengar hal itu Sagita mengambil buku yang tertukar di dalam tasnya dan berdiri untuk mengembalikan buku itu pada pemiliknya .
“ Maksud mas tadi buku ini ? “ kata Sagita memberikan bukunya ke Dide . Dide tidak melihat Sagita dan langsung  mengembalikan buku Sagita , lalu Sagita kembali ke tempat duduknya .
“ Eh , nama kamu siapa ? Kenapa buku kamu bisa kembar sama Dide dan isi dalam buku itu hampir sama dengan buku kamu ? “ tanya temannya .
“ Namaku Sagita , kalau masalah persamaan buku aku tidak tahu “ jawab Sagita kembali ke tempat duduknya dan menyantap pesanan ia tadi . Mendengar  jawaban itu hati Dide berdebar dan denyut jatungnya bedetak kencang saat melihat Kiki dan Sagita duduk bersama sambil makan dengan bercanda .
“ Kiki , Sagita . Aku kangen banget sama kalian  “ kata hati Dide .
“ Ki, setelah ini kita langsung pulang ya , nanti bang Ray sama bang Petra marah – marah lagi “ kata Sagita .
“ Beres bos “ kata Kiki sambil menghabiskan makananya  .
* * *
            Pada hari berikutnya saat mlm hari Sagita duduk di taman dekat sekolah SMA dia dulu sekarang menjadi tempat dia menenangkan hatinya .
“ Bintang di langit , aku kangen banget sama Dide , aku rindu dia . Tapi , entah dia di mana sekarang , kalau saja dia ada di sini aku pasti akan menjawab pertanyaan ia dulu  .  Aku sayang sama dia  “  kata Sagita sambil melihat bintang di langit .
“ Aku juga kangen sama kamu “ kata seseorang yang tak lain adalah Dide yang tiba – tiba duduk di sebelahnya .
“ Dide “kata Sagita kaget .
“ Aku tahu , kalau kamu kangen sama seseorang kamu pasti di sini “ kata Dide memegang tangan Sagita .
“ Terus , kenapa kamu gak bilang kalau kamu kembali ke sini ? “ tanya Sagita .
“  Maaf  Ta , aku tidak memberi tahu kamu sama Kiki . Pada saat di jakarta aku hampir lupa semuanya yang terjadi . Tapi hatiku , tidak lupa sama kamu “ jawab Dide .
“ Trus ,  kamu tahu siapa kalau aku di sini ? “
“ Tuh , kakak– kakak kamu dan Kiki “  jawab Dide  dengan senyum .
“ Oh , gitu “ kata Sagita pelan melihat kakak – kakaknya yang sedang  duduk di dekat pohon .
“ Sekarang apa jawabanmua  soal pertanyaanku dulu ? Apakah diriku ini masih ada didalam hatimu ? “ tanya Dide .
“ Sebenarnya aku juga cinta sama kamu Did . Maaf ya aku menjawab sekarang karena dulu aku masih belum melupakan Ryan “ jawab Sagita  .
“ Benar  Ta , kamu sayang sma aku ? “ tanya Dide memandang Sagita . Sedangkan Sagita hanya bisa menganggukan kepalanya .
“ Terima kasih Ta , akhirnya kamu mau menerima cintaku “ kata Dide akan memeluk Sagita tapi badannya di dorong .
“ Eit , jangan main peluk –  pelukan bukan mukhrimnya “ kata Sagita .
“ Oh iya lupa aku “ balas Dide tersenyum puas .
“ Hore.... akhirnya adekku jadian juga . Dek , traktirannya ya “ sorak kakak – kakaknya berlari menuju Sagita dan Dide .
“ Iya , tapi bayar sendiri – sendiri ya “ kata Sagita sambil bercanda .
“ Yeee , sama aja bo’ong “ jawab Petra .
“ Akhirnya , Sagita bisa menerima cinta Dide walau sekian lama mereka berpisah . Ryan , pasti kamu  senang di sana melihat Sagita dan Dide bahagia . Itu kan yang kamu inginin selama ini “ kata Kiki dalam hati .
“ Ta , ini surat dari Ryan yang di berikan untuk aku , tapi aku  gak pernah membukanya selama ini . Kita baca ber sama  - sama ya “ kata Dide sambil membuka amplop hitam yang dulu di berikan Ryan kepada Dide .
Untuk  sahabat yang terbaik dalam hidupku ,
 Did , maafkan  aku kalau telah lancang merebut cinta pertamamu, maafkan aku kalau aku telah salah terhadapmu. Aku tahu, kalau kamu sejak SMP suka sama Sagita. Tapi kamu diam saja, karena kamu tidak mau aku kecewa, dan merusak persahabatan kita berempat dari kecil. Sekarang sudah saatnya, aku kembalikan cinta pertamamu. Karena aku merasa, hidupku tak lama lagi . Dan pesan ku  jangan tinggalkan Sagita, dan membuat dia bersedih. Berikanlah dia, ke bahagian sebenarnya. Aku ingin dia tersenyum terus, walau tanpa aku. Terimakasih  kalau tela,h menjadi sahabatku selama hidupku ini .
Dari sahabatmu
Ryan
“  Ta , aku akan membahagiakan kamu untuk selama – lamanya “ kata Dide dalam hati .
“ Did , enaknya nih kita balapan motor yuk lumayan hadiahnya bisa buat uang jajan “ ajak Sagita .
 “  Ah , balapan aja di pikiran kamu “ kata Dide sambil bangkit dari duduknya dan meninggalkan Sagita .
“  Lho , kamu mau kenama Did ? “ tanya Sagita menyudul Dide .
“ Kejar aku kalau mau balapan “ jawab Dide berlari .
“ Ah , gak lucu tahu “ kata Sagita mengejar Dide .
“ Semoga ini cinta terakir buat Sagita ya  Bang “ kata Afif melihat adiknya yang sedang bercanda dengan Dide .
“ Tumben manggil  adek dengan Sagita biasanya manggil mulut ember “ kata Uki .
“ Bang  Uki  , gak lucu  tahu “ kata Afif
“ Tempe “ sahut Uki .
“ Mendol “ jawab Petra .
“Sayur asem “
“ Sop “
“ Nasi goreng “
“ Pisang goreng “ kata mereka bersahut – sahutan .
“  Woi , kalian berantem  apa ngomongin makanan sih ? “ tanya Ariel .
“ BORIL “ jawab mereka dan berlari meninggalkan Ariel .
“ Eh , namaku juga di sebut . Dasar adek – adek kurang ajar “ kata Ariel mengejar mereka berdua .
Tanpa mereka sadari di belakang mereka ada sesosok cowok memakai pakaian serba putih melihat mereka dengan penuh senyuman . Kiki melihat hal itu mengetahui cowok itu siapa hanya  dia memberikan lambaian tangannya  dan cowok itu menghilang dengan cahaya yang menyilaukan .
“ Ryan , kamu pasti sudah melihat semuanya  “ kata Kiki pelan dan ia berjalan pelan meninggalkan taman itu .

THE END 

BANGGA MENJADI NARABLOG DI ERA DIGITAL

BANGGA MENJADI NARABLOG DI ERA DIGITAL https://www.nodiharahap.com Menjadi   seorang   narablog, untuk era digital saat ini m...